Rabu, 15 Januari 2014

Tanggung Jawab Injil dan Sosial (Galatia 2:9-10)

Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat;  hanya kami harus tetap mengingat orang-orang miskin dan memang itulah yang sungguh-sungguh kuusahakan melakukannya. 
Galatia 2:9-10

Yakobus, Kefas dan Yohanes adalah orang-orang yang dipandang sebagai pemimpin dari jemaat di kota Yerusalem; dan Paulus bertemu dengan mereka untuk menceritakan mengenai kebenaran yang dia terima dari Kristus yakni injil, dan para rasul tersebut bisa menerima apa yang Paulus saksikan; itulah sebabnya mereka berjabat tangan dengan Paulus dan Barnabas sebagai tanda bahwa mereka mendukung pelayanan Paulus kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi. Tentu Yakobus, Petrus dan Yohanes menerima kesaksian dari Paulus sebab mereka melihat hal yang sama bahwa keselamatan itu hanya manusia terima berdasarkan anugerah Allah yang diterima dengan iman; seorang percaya yang bukan keturunan Yahudi tidak perlu untuk menjadi Yahudi saat mereka bertobat; iman mereka kepada Yesus cukup untuk menjadikan mereka sebagai umat Allah. Selain hal tersebut, para rasul itu mengingatkan Paulus mengenai pentingnya mengingat orang-orang miskin; Paulus sangat setuju dengan hal ini dan Paulus terus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperhatikan orang-orang miskin dan mendorong orang-orang percaya untuk memperhatikan orang-orang miskin.

Dari apa yang Rasul Paulus dan rasul-rasul lainnya perhatikan yakni mengenai orang-orang miskin, kita belajar bahwa pelayanan terhadap orang-orang miskin adalah hal yang begitu penting sehingga hal tersebut tidaklah boleh diabaikan dalam gereja. Dengan kata lain sesibuk-sibuknya gereja dalam mengajarkan ajaran yang benar dan memberitakan injil, perhatian dan pelayanan terhadap orang-orang miskin (yang biasa disebut sebagai pelayanan diakonia) tidaklah boleh diabaikan. Yesus sendiri dalam pelayanannya selama ia ada dalam dunia, ia tidak pernah mengabaikan orang-orang miskin; dalam segala kesibukannya mengajar dan membimbing murid-muridnya, orang-orang yang miskin selalu menjadi perhatian diri-Nya. Gereja mula-mula juga memberikan teladan yang sama; ketika para rasul begitu sibuk dalam mengajar dan berdoa, mereka mendapati bahwa pelayanan terhadap orang-orang miskin, khususnya para janda mulai terabaikan, dan mereka menegaskan bahwa hal tersebut adalah salah, orang-orang miskin harus diperhatikan dan dilayani, dan pelayanan terhadap mereka adalah prioritas; itulah sebabnya para rasul kemudian melantik 7 orang sebagai diaken pertama dalam melayani orang-orang miskin.

Bagaimana dengan gereja di masa sekarang, apakah kita memperhatikan dan mengutamakan pelayanan terhadap orang-orang miskin? Pasti ada gereja yang menaruh perhatian yang utama terhadap pelayanan kaum miskin, namun kebanyakan gereja biasanya menempatkan pelayanan ini sebagai pelayanan yang tidak utama. Hal ini tentu saja tidak benar; jika gereja betul-betul bertekun dalam ajaran yang benar, ia pasti tidak akan mengabaikan orang-orang miskin sebab ajaran yang benar membawa gereja untuk melayani orang-orang yang miskin dan menderita. Sayangnya adalah ada banyak gereja yang rela keluarkan dana begitu besar untuk berbagai acara gereja, misalnya saja perayaan Natal, namun tidak rela untuk mengeluarkan dana yang sama besarnya untuk melayani orang-orang miskin. Sebagai orang Kristen, kita pun secara pribadi bisa terlibat dalam pelayanan terhadap orang-orang miskin atau menderita; kita bisa menyisihkan uang kita untuk membantu orang-orang yang benar-benar hidupnya miskin; kalaupun kita berkekurangan dan tidak mempunyai cukup uang untuk membantu orang lain, setidaknya kita bisa menunjukkan perhatian kita kepada mereka melalui perkataan, kehadiran kita dan sikap "respect" kita kepada mereka, atau kita bisa mendoakan mereka. 

1 komentar:

felix jieprang mengatakan...

pak Chandra dan pembaca lainnya,
yang perlu diperhatikan dan dilakukan gereja selain ada niat/program pelayanan kpd org2 miskin dll/diakonia, adalah membuat peraturan/mekanisme dalam memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan, karena kadang terlalu banyak aturan/birokrasi yang dibuat oleh gereja sendiri yang akhirnya menghalangi sendiri pelayanan mulia yg ingin dilakukan...

tks.
Gbu.