Dan mengenai mereka yang dianggap terpandang itu bagaimana kedudukan mereka dahulu, itu tidak penting bagiku, sebab Allah tidak memandang muka bagaimanapun juga, mereka yang terpandang itu tidak memaksakan sesuatu yang lain kepadaku. Tetapi sebaliknya, setelah mereka melihat bahwa kepadaku telah dipercayakan pemberitaan Injil untuk orang-orang tak bersunat, sama seperti kepada Petrus untuk orang-orang bersunat karena Ia yang telah memberikan kekuatan kepada Petrus untuk menjadi rasul bagi orang-orang bersunat, Ia juga yang telah memberikan kekuatan kepadaku untuk orang-orang yang tidak bersunat. Galatia 2:6-8
Dalam perjuangan Paulus untuk menyampaikan injil yang benar, ia harus berhadapan dengan banyak pengajar-pengajar yang mengajarkan hal yang berbeda, dan Paulus tidak mau kompromi dengan hal-hal yang salah; itulah sebabnya ada beberapa orang yang tidak menyukai Paulus. Oleh karena Paulus berpegang kepada kebenaran, maka Paulus tidak akan mundur sedikitpun bahkan jika seandainya para rasul yang lain--yang Paulus sebut sebagai "mereka yang terpandang--menentangnya; namun, puji Tuhan bahwa para rasul yang lain ternyata juga memahami bahwa apa yang Paulus sampaikan adalah kebenaran. Itulah sebabnya para rasul yang lain tidak melakukan kesalahan yang sama dengan beberapa pengajar yang Paulus pandang sesat yang memaksakan sunat bagi jemaat bukan Yahudi; lebih dari itu, para rasul bisa menerima panggilan Paulus sama seperti panggilan Petrus; jika Petrus dipanggil dan diberikan kekuatan oleh Tuhan untuk melayani orang-orang Yahudi, maka Tuhan memanggil serta memberikan kekuatan kepada Paulus untuk menjadi rasul bagi orang-orang bukan Yahudi.
Dari apa yang Paulus paparkan, kita belajar bahwa dalam pekerjaan Tuhan kita harus bisa bekerja sama dengan sesama orang percaya yang lain. Paulus mengerti bahwa Tuhan bukan hanya memanggil dirinya, tetapi juga memanggil beberapa jemaat lain untuk menjadi rasul, dan ia belajar untuk dapat bekerja sama dan berkomunikasi dengan rekan-rekan sepelayanannya yang lain. Demikian juga dengan Petrus, Yakobus dan Yohanes, mereka pun belajar untuk membuka mata mereka dan menerima orang lain yang Tuhan juga panggil untuk bekerja bersama-sama dengan mereka menyampaikan injil Kristus Yesus. Sebuah hubungan yang saling melengkapi seperti inilah yang dibutuhkan oleh orang-orang Kristen di zaman sekarang dalam melayani Tuhan.
Pada kenyataannya ada banyak gereja yang lebih suka kerja sendiri dalam melayani Tuhan. Yang namanya kerja sama dalam pelayanan menjadi sesuatu yang sangat sulit untuk dilakukan; alasannya banyak, salah satunya adalah kecurigaan denominasi dan ketidakmampuan gereja untuk mempercayai gereja lainnya. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa bekerja sama dengan orang lain atau gereja lain atau organisasi yang lain adalah sukar sebab mereka adalah orang-orang yang asing dengan kita dan kita pun merasa asing dengan mereka. Meskipun demikian, bukankah Tuhan Yesus sendiri mengambarkan bahwa gereja itu seperti tubuh Kristus dimana keragaman dalamnya ada untuk saling memperlengkapi dan bukan untuk saling berkelahi dan menjatuhkan. Ketidakharmonisan atau ketidakmampuan orang Kristen untuk hidup secara akur dan melayani bersama juga terjadi bahkan dalam kehidupan jemaat dalam gereja; ada banyak orang Kristen yang walaupun mereka adalah sama-sama anggota gereja, namun tidak berarti bisa bekerja sama dalam melayani Tuhan; pertengkaran, gosip dan saling menjatuhkan adalah dosa-dosa sosial yang sering terjadi dalam gereja. Lebih celakanya lagi adalah para pendeta, penginjil, penatua, diaken, atau anggota majelis juga tidak luput dari bahaya yang sama, tidak jarang antara rohaniawan gereja terjadi persaingan dalam pelayanan, dan juga tidak jarang antara penatua awam dan penatua yang sekolah teologi tidak dapat bekerja sama; demikian juga dengan hubungan antara sesama anggota majelis yang sering kali rusak bahkan "busuk." Realita yang seperti ini membuat banyak orang Kristen tidak mau ikut serta dalam pelayanan walaupun mereka tahu bahwa pelayanan adalah hal yang penting; selain itu realita yang seperti itu membuat kesaksian gereja menjadi buruk dimata masyarakat.
Apakah yang bisa dilakukan orang Kristen? Pertama, jangan tidak melayani sekedar karena kondisi pelayanan yang tidak sehat atau tidak baik; anda perlu menjadi bagian yang aktif melayani dalam sebuah gereja; walaupun ada banyak hal yang buruk ada dalam gereja, anda perlu menjadi bagian yang baik dalamnya supaya hal yang buruk tidak menguasai gereja, namun lama kelamaan hilang; Kedua, kita perlu belajar untuk memiliki kehidupan yang lebih baik setiap harinya; artinya para pelayanan Tuhan (baik itu rohaniawan maupun jemaat) perlu bertumbuh dalam karakter-karakter yang baik, sehingga pelayanan tidak menjadi rusak karena kita; sungguh menyedihkan jika pekerjaan Tuhan itu justru hancur dari dalam; Ketiga, gereja perlu untuk belajar bekerja sama dengan lembaga yang lain; kesatuan tubuh Kristus antara lembaga gereja perlu untuk dibicarakan, didiskusikan dan dibangun; kita harus mendoakan supaya ada kerja sama yang baik antar lembaga gereja dan sinode untuk melayani Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar