Tetapi kendatipun Titus, yang bersama-sama dengan aku, adalah seorang Yunani, namun ia tidak dipaksa untuk menyunatkan dirinya. Memang ada desakan dari saudara-saudara palsu yang menyusup masuk, yaitu mereka yang menyelundup ke dalam untuk menghadang kebebasan kita yang kita miliki di dalam Kristus Yesus, supaya dengan jalan itu mereka dapat memperhambakan kita. Tetapi sesaatpun kami tidak mau mundur dan tunduk kepada mereka, agar kebenaran Injil dapat tinggal tetap pada kamu.
Galatia 2:3-5
Saat Paulus pergi ke Yerusalem, ia membawa Titus anak rohaninya; dalam pertemuan dengan beberapa pemimpin jemaat yakni Petrus, Yakobus dan Yohanes, mereka sepakat bahwa Titus tidak perlu disunatkan atau dijadikan Yahudi; artinya para pemimpin jemaat seperti halnya Paulus mengerti bahwa seseorang tidak menjadi umat Allah karena ia seorang Yahudi atau menjadi Yahudi, iman kepada Kristuslah yang menentukan keberadaan seseorang dalam kerajaan Allah. Meskipun demikian, Paulus melihat ada orang-orang tertentu yang memiliki pandangan yang salah, yang menganggap bahwa tanpa menjadi seorang Yahudi, seorang Kristen (percaya Yesus) tidak dapat sepenuhnya menjadi umat Allah; Paulus tahu ajaran seperti ini salah dan bertentangan dengan injil Kristus. itulah sebabnya Paulus tidak mau mundur dan takluk kepada pandangan yang demikian, ia menolak pandangan yang demikian sebab hal tersebut memang salah. Paulus adalah seorang yang tegas dengan kebenaran, dan rela bayar harga untuk mempertahankan, memegang atau menegakkan kebenaran yang diterimanya dari Tuhan.
Kita berhadapan dengan tantangan yang sama dengan Rasul Paulus; ada kalanya kita tergoda untuk bersikap toleran terhadap hal-hal yang kita sebenarnya tahu bahwa itu salah atau bertentangan dengan kebenaran Tuhan. Ada kalanya, demi tidak ribut atau demi menghindarkan pertengkaran, kita kemudian mengorbankan kebenaran. Kita harus berlajar dari Paulus, ketika kita berhadapan dengan hal yang benar, kita harus berani bayar harga untuk berpegang teguh dan mempertahankannya. Apakah artinya bayar harga disini? Hal ini berarti, kita harus bersedia untuk kehilangan persahabatan bahkan dimusuhi oleh teman kita sekalipun, asalkan kita tetap berpegang pada hal yang benar. Hal ini tidaklah mudah sebab konsekuensi yang harus kita terima ketika kita melakukan hal yang benar bisa membuat kita repot bahkan membuat kita banyak mengalami kerugiaan. Namun, itulah tantangan dan panggilan kita sebagai seorang Kristen; dimana kita dipanggil untuk menjadi "terang Tuhan," seperti halnya terang itu bercahaya menyinari kegelapan demikianlah kita harus hidup dalam kebenaran dan selalu melakukan hal yang benar supaya melalui hidup dan perilaku kita, dunia ini melihat terang.
Ada seorang anak muda yang pernah menerima kebaikan temannya dimana saat ayahnya sakit temannya membantunya dengan meminjamkan sejumlah uang untuk pengobatan ayahnya. Satu kali, anak muda ini didatangi oleh temannya yang baik tersebut, ia meminta tolong kepada anak muda ini untuk membantunya mengerjakan tugas akhirnya. Pemuda ini sebenarnya tahu bahwa hal tersebut tidaklah boleh, namun karena ia merasa berhutang budi kepada temannya, akhirnya hal yang salah pun dia lakukan. Sewaktu kita mendengar pengalaman seperti itu, kita mungkin merasa bahwa anak muda ini terlalu gampang menyerah; namun pada kenyataannya kita dapat jatuh seperti anak muda tadi; pastilah sulit bagi kita untuk menolak orang-orang yang pernah membantu kita saat mereka membutuhkan bantuan kita namun hal tersebut adalah hal yang salah.
Inilah tantangan dalam hidup kita, melakukan hal yang kita tahu benar ternyata tidaklah mudah; namun kita harus berjuang dan belajar di sepanjang hidup kita untuk selalu melakukan hal yang benar walaupun hal tersebut akan merugikan diri sendiri ataupun melukai orang-orang yang pernah begitu baik kepada kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar