Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Matius 28.19-20
Jemaat sekalian, jika anda pergi ke pantai;
cobalah buat rumah dari pasir. Pasir itu gampang dibentuknya; cukup tambahkan
air sedikit, anda bisa membuat bentuk-bentuk seperti yang anda inginkan. Coba
kita pikirkan; seandainya kita bisa membuat sebuah istana dari pasir yang
sangat bagus dimana setiap bentuk dan setiap lekuk dari istana pasir itu mampu
kita buat dengan sangat detail sehingga hasilnya pun begitu memuaskan; namun
apakah yang terjadi jika tiba-tiba ada ombak besar datang; dan ombak tersebut
mengenai istana pasir yang megah yang kita sedang buat? Yang terjadi adalah
istananya pasti hilang rusak atau roboh disapu oleh ombak.
Sekarang coba bandingkan; kita bikin rumah di
pantai, tapi rumahnya dari batu. Batu itu sudah dibentuknya, karena keras,
tidak seperti pasir yang gampang dibentuk. Mungkin saat kita berhasil bikin
rumah dari batu, hasilnya pun tidak semenarik dibandingkan rumah dari pasir.
Namun saat ada ombak besar datang dan mengenai rumah batu tersebut; apa yang
terjadi? Yang terjadi adalah rumah batu kita tetap ada; tidak seperti rumah
pasir yang kita buat yang hancur dalam sekejap saat ada ombak. Kenapa bisa
demikian? Karena rumah tersebut dari batu, bukan dari pasir; rumah batu lebih
tahan uji dibanding dari pasir; rumah dari batu itu Jaminan Mutu.
Mengapa ada orang Kristen yang satu tahan uji dan jaminan
mutu, tetapi yang lain tidak tahan uji dan tidak berkualitas? Dalam pembelajaran saya dengan firman Tuhan,
saya melihat bahwa injil Matius dapat menolong kita mengerti persoalan ini. Mengapa
ada orang tertentu yang tahan uji dan mengapa ada orang tertentu yang tidak punya
kualitas dalam mengikut Tuhan.
Matius 28.19-20 merupakan sala satu teks yang
menjadi pusat dari injil Matius. Dalam teks ini ada dua perintah yang Tuhan
berikan kepada murid-muridnya sebelum ia terangkat ke sorga. Perintah yang
pertama adalah “pergi kepada dunia, jadikan mereka murid Tuhan dan baptislah
mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Perintah yang kedua adalah ajarlah mereka untuk melakukan segala
sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu.
Saya ingin mengajak anda untuk memikirkan aspek
kedua dari perintah Tuhan yakni “ajarlah mereka untuk melakukan apa yang Tuhan
telah ajarkan kepada umat Tuhan.” Aspek ini adalah kunci untuk memahami
kualitas dari Kekristenan kita.
Sewaktu membaca ayat ini ada satu persoalan
yang dihadapi oleh banyak orang Kristen dengan ayat ini. Persoalan tersebut adalah
kita bukanlah orang yang suka belajar firman Tuhan. Belajar firman Tuhan
bukanlah hal yang kita jadikan hobi dalam hidup kita. Ada banyak alasan yang
bisa dikemukakan untuk tidak belajar firman Tuhan.
Alasan yang pertama, kita biasa mengatakan
bahwa kita sibuk. Kita sibuk cari uang; kita sibuk ngurus keluarga; kita sibuk
kerjakan tugas kuliah; ada banyak hal dalam hidup kita dan dalam dunia ini yang
bikin kita sibuk. Alasan yang kedua, kita biasanya mengatakan
bahwa kita tidak mengerti apa yang kita baca, jadi percuma belajar firman
Tuhan. Baca Alkitab itu lain dari baca komik atau majalah; kalau baca komik,
kita tidak perlu lihat tulisannya, cukup lihat gambarnya langsung kita ngerti
ceritanya. Kalau baca majalah, kita tidak perlu harus menyediakan kopi atau hal
lainnya yang bisa mencegah kita dari mengantuk; cukup langsung baca, isinya
menarik dan langsung ngerti. Tapi coba kalau baca Alkitab atau belajar Alkitab;
baru baca 5 ayat langsung ngantuk dan berkata “ngga ngerti.” Alasan yang ketiga, kita biasanya berkata “saya
bukan pendeta, saya bukan juga majelis, saya hanya jemaat biasa, jadi ngga
perlu lah belajar Alkitab; toh di sorga juga tidak ada kuis Alkitab.” Mungkin
ada juga orang yang berkata “belajar Alkitab itu wajib untuk pendeta, majelis
gereja, guru sekolah minggu, tapi untuk jemaat biasa kaya kita, itu tidak
terlalu diperlukan.”
Pertanyaannya adalah kenapa belajar Alkitab itu
penting? Alasannya tentu adalah karena Tuhan meminta kita untuk melakukannya.
Tuhan meminta supaya murid-murid Tuhan mengajar jemaat perintah Tuhan; itu
berarti tugas jemaat adalah belajar Firman Tuhan.
Jika yang memerintahkan untuk belajar firman
Tuhan itu adalah saya, seorang pendeta dan seorang manusia, bapak dan ibu boleh
mengabaikannya. Namun jika yang memerintahkan untuk belajar Firman Tuhan itu
adalah Yesus yang adalah Tuhan dalam hidup kita, mana bisa dan mana boleh kita
mengabaikannya.
Namun, mengapa belajar Firman Tuhan itu
penting? Apa manfaatnya bagi hidup kita? Jawabannya adalah sebab melalui
belajar firman Tuhan itulah, Tuhan sedang membentuk hidup kita menjadi orang
yang lebih baik. Dalam Kisah 17.11 diceritakan mengenai jemaat di kota Berea
yang hatinya dikatakan lebih baik atau lebih mulia dibandingkan dengan jemaat
Tesalonika. Apakah yang membuat jemaat ini hatinya menjadi lebih baik?
Jawabannya adalah karena jemaat ini menerima
firman Tuhan dengan antusias.
Jika ada percaya dengan apa yang Alkitab
perlihatkan dan ajarkan, maka anda juga harus percaya bahwa cara Tuhan dalam
mengubahkan hidup manusia memang adalah melalui Firman Tuhan. Itulah sebabnya
mempelajari firman Tuhan itu sangatlah penting dalam hidup seorang Kristen
sebab tanpa Firman Tuhan, hidup kita tidak mungkin bisa berubah menjadi lebih
baik.
Mungkin bapak dan ibu berkata kepada saya: “apa
benar orang yang suka belajar firman Tuhan hidupnya pasti lebih baik?”
Memang kita harus akui bahwa ada orang-orang
tertentu yang walaupun ia rajin belajar firman Tuhan, namun hidupnya tidak
berubah. Saya pernah melihat ada beberapa anak muda di gereja saya yang
pengetahuannya tentang Alkitab memang banyak. Dia suka baca buku-buku teologi;
dia hafal banyak ayat; dia juga tahu banyak tentang filsafat Kristen dst. Yang
kurang dari anak muda ini adalah kerendahan hati; dia dikenal sombong dan
cenderung memandang rendah orang lain.
Pertanyaanya adalah mengapa bisa demikian?
Jawabannya adalah sebab belajar firman Tuhan bukan hanya sekedar menambah
pengetahuan. Inilah yang injil Matius ingin tekankan dalam Matius 28.20
sehingga ia berkata: “setelah kamu pergi memberitakan injil dan membaptiskan
mereka maka ajarlah mereka untuk melakukan apa yang kuperintahkan
kepadamu.”
Inilah pesan inti dari injil Matius bahwa kita
mesti bukan sekedar dan sebatas belajar firman Tuhan, namun harus sampai
menjadi orang yang belajar untuk melakukan firman Tuhan. Bukan jadi sekedar
pendegar namun pelaku firman Tuhan.
Jika kita hanya menjadi orang yang suka belajar
Firman Tuhan namun tidak kita lakukan, maka kita akan kena penyakit yang Yesus
sebut “kemunafikan.” Kita akan menjadi seperti orang-orang Farisi dan ahli-hali
Taurat yang ditegur Yesus karena kehidupan rohani mereka yang palsu.
Siapakah orang Farisi itu? Mereka adalah
orang-orang yang punya banyak keistimewaan; mereka adalah
pengkhotbah-pengkhotbah yang sangat baik di zamannya. Persoalannya adalah
banyak dari orang-orang ini yang Yesus katakan walaupun pengetahuannya bagus,
namun mereka cuma bisa ngajar tanpa mempraktekan apa yang mereka ajarkan.
Inilah alasannya mereka disebut Yesus sebagai orang-orang munafik.
Inilah yang juga menjadi persoalan kita; firman
Tuhan tidak kita baca; atau kalaupun kita baca kita hanya menjadikannya
pengetahuan namun tidak dipraktekan dalam hidup kita. Dan ini membuat orang
jadi sombong; membuat orang jadi aneh and membuat spiritualitas Kristen jadi
tidak sehat. Banyak pengetahuan namun tidak nyata dalam kelakukan; itulah
namanya kemunafikan.
Persoalannya adalah siapapun kita bisa menjadi orang munafik.
Saya dan anda bisa jadi tampil baik di gereja; saya dan anda bisa saja punya
banyak pengetahuan iman, namun jika pengetahuan iman yang kita miliki tidak
kita praktekan dalam kehidupan nyata; maka apa bedanya kita dengan orang Farisi
yang munafik?
Itulah sebabnya penting sekali kita
mendengarkan apa yang Matius pesankan kepada kita. Apakah itu? “Belajarlah
Melakukan Perintah Tuhan.” Belajar firman Tuhan itu penting; bahkan sangat
penting. Kita tidak bisa melakukan pentintah Tuhan dengan benar, jika kita
tidak mengerti Firman Tuhan itu seperti apa. Namun kita tidak boleh dan tidak
bisa berhenti pada sekedar belajar Firman Tuhan; namun kita harus menjadi orang
yang “belajar melakukan” apa yang Tuhan perintahkan.
Tuhan Yesus memperingatkan kita bahwa “bukan
orang yang berseru-seru” Tuhan yang akan masuk dalam kerajaan sorga? Demikian
juga, “Bukan juga orang yang bernubuat demi namaku” yang akan diterima dalam
kerajaan Tuhan; dan bukan juga orang yang mengusir setan dan melakukan banyak
mukjizat yang akan diterima Tuhan kelak. Orang yang akan diterima Tuhan adalah
orang yang BELAJAR MELAKUKAN kehendak Tuhan dalam hidupnya.
Demikian juga dengan gambaran mengenai orang
yang membangun rumah diatas pasir dan karang; apakah yang membedakan keduanya?
Yang satu hanya menjadikan firman Tuhan sebagai pengetahuan; dan yang satunya
lagi adalah orang yang BELAJAR MELAKUKAN apa yang dia pelajari. Dan hasilnya
sungguh berbeda; orang yang BELAJAR MELAKUKAN perintah Tuhan, tumbuh menjadi
orang yang tahan uji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar