"Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain,
sebab kasih menutupi banyak sekali dosa."
(1 Petrus 4.8)
Sewaktu membaca kalimat ini untuk
pertama kalinya, saya bertanya-tanya, “apa maksudnya perkataan ‘kasih menutupi
banyak dosa?’” Mungkin jemaat sekalian juga ada yang bertanya-tanya seperti
saya; mengapa Alkitab berkata bahwa “kasih bisa menutupi banyak dosa?” Bukanlah
Alkitab mengajarkan kita bahwa tidak ada satu pun perbuatan baik manusia bisa
menyelamatkan manusia dari dosa? Apakah perkataan ini berarti “amal perbuatan
manusia bisa menyelamatkan manusia?”
Untuk memahami apa yang rasul
Petrus ingin ajarkan kepada kita. Ada dua hal yang harus kita pahami. Pertama, dalam surat 1 Petrus, rasul
Petrus menegaskan bahwa yang mampu menyelamatkan dan membersihkan manusia dari
kotornya dosa hanyalah darah Yesus. Tidak ada seorang pun bisa menggantikan
Yesus sebagai satu-satunya sarana keselamatan bagi manusia.
Kedua, rasul Petrus dalam 1 Petrus 4.7-11 berbicara mengenai
bagaimana orang-orang Kristen harus hidup dalam komunitas gereja khususnya saat
gereja mengalami penganiayaan. Dalam ayat 7, Rasul Petrus
menegaskan bahwa orang percaya perlu saling mendoakan satu dengan yang lain. Dan dalam ayat 8, rasul Petrus
menegaskan bahwa orang percaya perlu hidup dalam kasih. Dalam menghadapi
masa-masa sulit, kasih sangatlah dibutuhkan. itulah sebabnya rasul Petrus
menggunakan istilah “Yang terutama.”
mengapa saling mengasihi itu
begitu penting dan utama dalam gereja khususnya saat orang-orang percaya dalam
keadaan menderita? Jawabannya adalah sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.
Apa maksudnya?
Untuk menjelaskan hal ini saya
akan berikan contoh.
Sewaktu kita hidup dalam keadaan
normal dan menyenangkan, biasanya jeleknya kita tidak terlalu kelihatan. namun
saat kita berhadapan dengan masa yang sulit atau penderitaan, disanalah jeleknya
kita menjadi kelihatan dan tidak bisa disembunyikan. saya ingat sekitar bulan
September 2014 ada acara pesta rakyat. Banyak orang datang ke acara
tersebut. Masalahnya adalah sewaktu pulang, ternyata tidak ada bus; banyak
orang menunggu hampir 2 jam sampai bus datang. saat bus datang jumlah orang
yang mau naik bus melebihi kapasitas bus. Dalam kondisi seperti itu, rasanya manusia
menjadi lebih egois, tidak perduli dengan orang lain dan tidak bisa
mendahulukan orang lain. Jeleknya, egoisnya, dan buruknya sikap kita menjadi
kelihatan dalam keadaan yang terjepit.
Saat gereja dalam keadaan
teraniaya dan hidup orang Kristen begitu sulit; maka kita bisa kemudian menjadi
orang yang egois, pemarah, tidak bisa menerima orang lain, sensitive, dst. Saat
kondisi gereja seperti itu, maka pertikaian, kekecewaaan dan kepahitan dalam
gereja dapat terjadi kepada siapa saja. Dalam kondisi yang seperti inilah rasul
Petrus menasehatkan bahwa orang-orang Kristen perlu sekali untuk hidup dalam
kasih sebab hanya kasih kepada sesama kita yang akan membuat kita bisa
mengampuni kelemahan orang lain, memaklumi keadaan orang lain, bahkan bisa
melakukan kebaikan kepada orang-orang yang melukai hati kita.
Inilah arti dari perkataan “kasih
menutupi banyak dosa.” Kasih itu bisa meminimalkan dampak dosa dalam komunitas
orang percaya; kasih bisa membuat orang percaya tidak membalas dendam atas
kesalahan orang pada kita; kasih bahkan bisa membuat orang percaya rela
berkorban bagi orang lain walaupun ia sendiri dalam keadaan membutuhkan susah
dan hidup dalam kesukaran.
Beberapa waktu yang lalu, saya
melihat sebuah pemandangan yang menarik perhatian saya. Satu minggu yang lalu
saya pergi ke sebuah kota dekat tempat tinggal saya; namun ternyata hari itu ada badai besar terjadi sehingga
lajur kereta menjadi rusak. Semua orang harus menunggu antrean bus dalam
keadaan dingin. Waktu itu saya melihat ada seorang ayah yang memberika jaketnya
kepada dua putrid kembarnya yang dalam keadaan kedingingan. Si ayah sebenarnya
juga kedinginan, namun karena ia mengasihi kedua putrinya ia rela dalam keadaan
kedinginan supaya dua putrinya tidak mengalami kesakitan. itulah kekuatan
kasih.
Kasih yang tulus dan murni yang
ada dalam kehidupan orang percaya, kata Rasul Petrus, sangatlah penting dan ini
menjadi kunci dari kesaksian hidup orang percaya. Sejak gereja lahir; ada
begitu banyak orang yang hidupnya diubahkan Tuhan; mereka hidup dalam kasih.
dalam kisah rasul 2 kita membaca
mengenai gereja mula-mula; ada orang-orang yang rela menjual sebagian hartanya
untuk dibagikan kepada jemaat yang berkekurangan. Mengapa mereka rela melakukan
hal ini? mengapa mereka tidak takut jadi orang miskin karena kemurahan hati
mereka? jawabannya adalah karena kasih itu mewarnai kehidupan mereka dan
memampukan mereka melihat orang lain dalam kaca mata kasih.
Apa yang kita bisa pelajari dari
apa yang rasul Petrus ajarkan? Ada dua hal yang kita bisa pelajari. Pertama, kita mesti belajar untuk
menjadikan “kasih sebagai” dasar kita dalam memandang orang lain. Saya yakin hal inilah yang Yesus lakukan saat
ia berhadapan dengan pemungut cukai, para pelacur, orang-orang sakit, yang
datang kepada Dia. Ia tidak merasa jijik, Ia tidak merasa tergangu dan ia tidak
merasa bahwa orang-orang ini adalah beban dalam hidupnya. Mengapa Yesus bisa
berlaku demikian? sebab ia melihat orang-orang yang penuh kelemahan ini dengan
kaca mata kasih; itulah yang membuat dia kemudian rela menerima mereka apa
adanya dan bahkan memberikan nyawanya bagi mereka.
Mengapa kita sukar sekali
menerima suami atau istri kita apa adanya? mengapa ada orang tua yang sukar
sekali menerima anak mereka apa adanya? mengapa ada anak yang bergitu sukar
menerima orang tuanya apa adanya? mengapa ada jemaat yang sukar menerima sesama
jemaat apa adanya? mengapa kita sulit menerima rekan kerja apa adanya? Jawabannya
adalah karena kita memandang mereka tidak dengan kaca mata kasih. Pada umumnya
kita memandang sesama kita dengan kaca mata “idealis.”
Dalam pikiran kita sudah tercipta
gambaran idelis seorang istri yang kita inginkan, gambaran idealis seorang
suami yang kita inginkan, gambaran idealis anak atau orang tua yang kita
inginkan. Saat kenyataan memperlihatkan bahwa orang-orang yang ada disekitar
kita tidak memenuhi tuntutan atau harapan kita yang idelis yang terjadi adalah
kita kecewa terhadap mereka.
itulah sebabnya gantilah “kaca
mata” anda dengan “kaca mata kasih.” Pasti anda bisa belajar melihat pasangan
anda, rekan kerja anda, teman anda di gereja, pendeta anda, dengan perspective
yang berbeda.
kedua, kita harus menjadikan “kasih” sebagai dasar dari relasi
kita. Kasih membuat kita bisa mengampuni orang yang melakukan kesalahan pada
kita; dalam kehidupan ini ada banyak orang yang melakukan kesalahan pada kita;
apakah gampang mengampuni kesalahan orang lain? Tentu sulit; semua manusia
lahir dengan kondisi sulit ingat dengan kesalahan sendiri, namun sulit lupa
dengan kesalahan orang lain. Hidup dalam kasih akan membuat kita bisa
mengampuni orang lain.
Kasih juga bisa membuat kita
mampu melakukan kebaikan kepada semua orang termasuk orag-orang yang tidak pantas
menerimanya. Kasih membuat seseorang bisa menyapa sesama jemaat yang sering
buat jengkel; kasih juga bisa membuat kita tetap rendah hati untuk mau
mendengarkan pendapat orang yang sering ingin menang sendiri; kasih juga bahkan
membuat kita tetap sabar dengan orang-orang yang gampang marah dan suka bikin
ulah. itulah kekuatan kasih.
Beberapa waktu yang lalu, saya
menonton di televise mengenai seorang remaja di dihukum seumur hidup karena
terlibat dengan penculikan dan pembunuhan remaja lainnya. Ia dipandang sebagai
kaki tangan dari pelaku utama pembunuhan seorang remaja. Dalam pengadilan,
remaja ini meminta supaya ia diberikan keringanan, dan ia meminta maaf kepada
keluarga dari remaja yang menjadi korban pembunuhan tersebut. Walaupun
demikian, pengadilan akhirnya menjatukan hukuman seumur hidup pada remaja ini.
Yang menarik perhatian adalah keluarga dari korban berkata “sebagai orang
Kristen, kami memaafkan kamu atas apa yang kamu lakukan terhadap anak yang kami
sayangi, semoga kamu bisa memaafkan diri kamu sendiri.”
Inilah kehidupan yang dikuasi
kasih Kristus; walaupun sakit, namun tetap bisa mengasihi orang-orang yang
menyakiti kita; apakah anda punya kasih yang sama? Adakah orang yang selama ini masih anda benci dalam hati? Adakah orang tertentu yang selama ini membuat anda terluka. Inilah saatnya kita mengapuni mereka dan melepaskan segala kepahitan hidup kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar