"Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa napsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus." Yudas 1.4b
Alkitab berbicara mengenai adanya orang-orang yang menyesup ditengah-tengah jemaat. Orang-orang ini dikatakan memiliki dua karakter. Pertama, mereka hidup secara immoral. Yudas mengatakan bahwa orang-orang ini menjalankan kehidupan yang fasik. Kehidupan yang fasik menunjuk pada kehidupan yang rusak dan melawan Tuhan. Mereka mungkin beranggapan bahwa semua dosa pasti akan diampuni oleh Tuhan sehingga tidak jadi msalah kalau mereka hidup dalam dosa sebab mereka berpikir "nanti tinggal minta ampun lagi kepada Tuhan dan semua beres." Pemikiran yang seperti inilah yang barangkali membuat Yudas mengatakan bahwa orang-orang ini telah menyalahgunakan kemurahan Allah untuk hidup dalam dosa.
Ciri yang kedua adalah orang-orang ini memiliki atau berpegang pada ajaran yang salah. Mereka sepertinya tidak percaya dengan kesempuraan dari keilahian Yesus. Itulah sebabnya Yudas mengatakan mereka menyangkali Yesus sebagai "Penguasa dan Tuhan." Sebagian orang Kristen yang tidak bisa menerima bahwa Yesus adalah Tuhan, mereka kemungkinan memandang bahwa Yesus itu adalah semacam "allah kecil" yang berbeda dengan "Allah sejati." Pemahaman seperti ini sejak awal dipandang salah, itulah sebabnya Yudas sebagai pemimpin dari gereja mula-mula di akhir abad pertama Masehi dipakai Tuhan untuk memperlihatkan dan menegaskan pentingnya orang percaya berpegang pada ajaran yang benar. Ajaran yang kita warisi dari Yesus, para rasul dan murid-murid Tuhan lainnya.
Baik aspek ajaran maupun moralitas adalah penting dalam kehidupan Kristen sejati. Ada sebagian orang yang memiliki kehidupan yang nampaknya saleh, namun mereka anti terhadap yang namanya "ajaran." Sebagian orang yang lain ada yang memiliki pemahaman yang baik terhadap ajaran iman Kristen, namun hidupnya tidak saleh. Sebagian lainnya bahkan tidak memiliki baik kehidupan yang saleh maupun ajaran yang benar. Seorang Kristen sejati memeliharakan ajaran yang benar dan menghidupi ajaran yang benar tersebut dan sebagai buahnya adalah ia hidup dalam kesalehan.
Pemahaman yang mengdualismekan antara ajaran dan kesalehan hidup adalah berbahaya. Kita harus memahamai bahwa kesalehan hidup yang sejati selalu muncul dari pembaharuan pemikiran. Hal inilah yang rasul Paulus ingatkan dalam Roma 12.2. Dan pembaharuan pemikiran seharusnya berdanpak pada pembaharuan cara hidup. Inilah yang membuat seseorang benar-benar hidup dalam kesalehan. Dengan demikian, penting sekali bagi orang Kristen untuk mau memberi dirinya belajar Firman Tuhan dan sekaligus melatih dirinya untuk hidup dalam ketaatan pada Firman Tuhan yang dia pelajari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar