Senin, 27 Oktober 2014

Akhir Yang Pasti

"Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita... " 1 Tes. 5.8

Manusia pada umumnya membutuhkan kepastian. Kita merasa tidak tenang jika kita menjalani pekerjaan yang tidak pasti, misalnya saja sebagai pekerja kontrak, kita ingin ada kepastian dengan pekerjaan kita; kita pun tidak senang jika keuangan kita begitu "pas-pasan" sebab kita kuatir jika satu kali ada masalah, kita sulit untuk mengatasinya sebab keterbatasan keuangan kita. Kepastian adalah kebutuhan bagi kita manusia.

Rasul Paulus dalam bacaan kita hari ini membicarakan mengenai dua kepastian yang manusia akan alami. Pertama, kepastian dari orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan dan hidup memberontak kepada Tuhan dimana mereka pasti akan ditimpa murka Tuhan. Istilah "Murka Tuhan" bukan sekedar berbicara mengenai kemarahan Tuhan yang akan dinyatakan secara emosional, namun berbicara mengenai pengadilan dan penghukuman yang adil dan sempurna atas pemberontakan dan kejahatan manusia. Jadi jika kita memilih untuk hidup memberontak pada Tuhan, ingatlah bahwa penghukuman Tuhan ada diujung hidup kita. Ini kepastian yang pertama.

Kedua, kepastian akan akhir dari orang-orang yang percaya kepada Tuhan dan hidup untuk Tuhan. Orang seperti ini--mungkin itu adalah anda dan saya--akan dibawa kepada keselamatan, dan hal ini adalah juga hal yang pasti. Asal kita sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan dan benar-benar hidup untuk Tuhan, maka kita pasti akan mendapatkan keselamatan. Kepastian ini tentu tidak bergantung kepada kesempuraan pencapaian hidup kita dalam mentaati perintah Tuhan, namun bergantung pada kesejatiaan iman kita yang dinyatakan melalui kesungguhan hidup kita dalam mengikut Tuhan. Rasul Paulus tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai gambaran keselamatan yang akan kita terima, namun jika penghukuman Allah terkait dengan murka Allah, maka keselamatan pastilah terkait dengan "berkat" Allah yang sempurna dalam hidup kita.

Apa yang kita pelajari mengingatkan kita dengan ajaran mengenai "predestinasi." Sementara sebagian orang memisahkan antara "predestinasi" dengan "tanggung jawab kehidupan," Alkitab malah meliihat keduanya sebagai kesatuan. Kita tidak bisa mengatakan bahwa jika seseorang sudah ditentukan untuk mendapatkan keselamatan, maka hidupnya seburuk apapun tetaplah akan selamat; dan kita juga tidak bisa berkata bahwa predestinasi itu bergantung pada "tanggung jawab kehidupan kita." Kedua aspek ini tidaklah terpisahkan dan saling terkait; Satu isi terdapat kepastian dari Tuhan akan keselamatan kita, namun disisi yang lain ketidaksungguhan kita dalam mengikut Tuhan bisa membawa kita pada penguhukuman. Kedua aspek ini dalam ajaran iman Kristen disebut sebagai aspek yang "paradoks" dari keselamatan kita.

Mari kita hari ini berdoa kepada Tuhan supaya kita dapat memiliki kehidupan yang dipenuhi damai sejahtera; kita tidak kuatir dengan masa depan kita sebab Tuhan yang memegang masa depan kita pastilah tidak akan membiarkan kita untuk meninggalkan Dia; jika dalam keselamatan Tuhan memberikan kepastian, maka dalam aspek yang lain dalam hidup kita pun Tuhan pasti juga akan memberikan kepada kita penyertaan. Disisi yang lain, kita juga mesti berdoa meminta supaya Tuhan terus memimpin kita dan membentuk hidup kita supaya menjadi orang yang bertanggung jawab dan hidup baik dan benar; hanya dengan kehidupan yang seperti ini, maka kita akan dibawa untuk menikmati kepastian keselamatan yang Tuhan telah berikan kepada kita. 

Selamat Hidup Bagi Tuhan   

Tidak ada komentar: