"Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia."
1 Tesalonika 4:14
Banyak orang Kristen yang percaya akan kematian dan kebangkitan Yesus, namun hal ini tidak berarti banyak orang Kristen yang memahami signifikansi dan makna dari kematian dan kebangkitan Yesus. Dalam perayaan dan peringatan paskah, banyak orang Kristen yang pergi ke gereja, menyanyikan lagu-lagu mengenai kematian dan kebangkitan Yesus, serta mendengarkan kotbah mengenai topik yang sama. Namun jika kita mau jujur dengan diri kita sendiri, terkadang peringatan akan kematian dan kebangkitan Yesus tersebut menjadi sekedar acara yang sifatnya rutin sehingga kita mengikuti acara tersebut tanpa penghayatan dan pemaknaan yang mendalam.
Rasul Paulus berbicara mengenai pentingnya kematian dan kebangkitan Yesus bagi mereka yang meninggal dalam Tuhan. Orang yang meninggal tidaklah menghilang, namun mereka harus berhadapan dengan pengadilan Allah yang membawa mereka kepada penghukuman ataupun pemuliaan. Bagi orang yang percaya kepada Yesus, ia akan mengalami dampak dari apa yang Yesus kerjakan dalam kematian dan kebangkitannya; saat Yesus mati, ia bukan hanya mati bagi dosa, namun ia mematikan dosa yang sebelumnya menguasai umat manusia; dan di sisi yang lain, saat Yesus bangkit, ia bukan saja bangkit dari kematian dan hidup kembali, namun ia mengalahkan maut yang menguasai kematian manusia; itulah sebabnya orang yang berada dalam Kristus saat ia meninggal ia bukan akan berhadapan dengan maut serta "penghukuman Tuhan," namun ia akan mendapatkan kemuliaan dari Tuhan sebab melalui kematian dan kebangkitan Yesus, apa yang menjadi sumber dari penghukuman dosa manusia yakni dosa telah diselesaikan Kristus.
Inilah salah satu alasan mengapa orang-orang Kristen yang meninggal dalam Tuhan mereka memiliki pengharapan. Pengaharapan yang dimiliki oleh orang-orang percaya terletak terutama pada karya Kristus yang sempurna yang diberikan kepada kita. Inilah anugerah yang sangat besar yang diterima oleh orang-orang percaya bagaimana Kristus bukan saja telah menyelesaikan penghukuman dosa kita, ia bahkan akan mengaruniakan kepada kita kemuliaan; dan semuanya itu datangnya bukan dari usaha kita namun dari apa yang Kristus kerjakan bagi kita.
Apa yang kita bicarakan hari ini mengingatkan kita mengenai ajaran iman Kristen yang dikenal dengan nama "soli deo gloria," ajaran ini menegaskan bahwa segala kemuliaan adalah bagi Tuhan; pertanyaannya adalah mengapa kemuliaan itu adalah milik Tuhan dan bukan milik kita? Jawabannya adalah sebab dalam diri manusia tidak ada sesuatupun yang cukup berharga dan bernilai yang membuat Tuhan layak mengaruniakan kepada kita kemuliaan; kemuliaan yang kelak kita akan terima pun itu sesungguhnya adalah buah dari karya Kristus bagi kita; karena dari awal hingga akhir, kita melihat Allah-lah yang bekerja dan berkarya dalam hidup kita, maka ajaran "soli deo gloria" adalah tepat sebab hanya Dialah yang pantas untuk menerima kemuliaan karena hanya Dialah yang bekerja dan berkarya dalam dan melalui kita.
Ajaran mengenai "soli deo gloria" tentu hanya akan menjadi slogan jika kita tidak menjalankan apa yang kita yakini dengan ajaran tersebut. Jika kita berkata bahwa yang pantas menerima kemuliaan hanyalah Allah saja; itu berarti kita sudah seharusnya mempermuliakan Allah; bagaimana cara mempermuliakan Allah? Kita dapat mempermuliakan Allah dengan suara kita misalnya dengan memuji-muji Dia, kita juga dapat mempermuliakan Allah dengan harta benda kita, misalnya saja dengan membantu pekerjaan Tuhan, atau kita bisa juga mempermuliakan Tuhan dengan ketaatan dan hidup kita yang baik dan saleh. Di sisi yang lain, ajaran mengenai "soli deo gloria" harusnya membuat kita berhati-hati supaya tidak mencuri apa yang seharusnya menjadi "kemuliaan Tuhan." Kadang dalam pelayanan maupun dalam perjalan mengikut Tuhan, kita menginginkan pujian ataupun penghargaan; tentu pujian dan penghargaan tidak selalu salah, namun hal itu akan menjadi salah saat hal tersebut menjadi tujuan dan motivasi kita dalam melayani atau mengikut Tuhan; salah satu tanda bahwa motivasi kita sudah bergeser adalah saat kita marah ketika tidak ada orang yang memuji kita walaupun kita sudah berkorban banyak hal dalam pelayanan; saat hal seperti ini terjadi, maka secara tidak langsung kita sedang menjadikan diri kita sebagai "pusat" dari pelayanan pekerjaan Tuhan yang kita kerjakan, dan kita cepat atau lambat sedang dalam proses mencuri kemuliaan yang seharusnya diberikan kepada Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar