"Ini kami katakan kepada kamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal."
1 Tesalonika 4:15
Banyak orang yang percaya dengan kebaikan Tuhan, namun mulai meragukan kebaikan Tuhan saat mereka berhadapan dengan kenyataan-kenyataan hidup yang pahit. Saat kita merasa diberkati Tuhan dimana kehidupan, pekerjaan dan keluarga kita dalam keadaan baik dan sejahtera, kita dapat merasakan bahwa Tuhan itu begitu baik kepada kita. Namun, saat kita mulai berhadapan dengan banyak persoalan atau menghadapi kegagalan atau "jalan buntu," kita kemudian dapat mulai mempertanyakan kebaikan Tuhan atas kita.
Rasul Paulus berbicara bahwa apa yang dia akan katakan yakni mengenai kebenaran akan kedatangan Tuhan dan kebangkitan kita adalah ajaran kebenaran yang dapat dipercayai, itulah sebabnya Paulus mengatakan bahwa apa yang dia katakan adalah berdasarkan firman Tuhan. Paulus menegaskan bahwa saat kedatangan Tuhan yang kedua, semua orang yang mati dalam Tuhan akan dibangkitkan dan orang-orang yang masih hidup saat Tuhan datang akan dipersatukan bersama-sama dengan mereka. Inilah alasan mengapa respons terhadap kematian orang-orang yang sudah ada dalam Tuhan harusnya berbeda dari orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan sebab kita mempunyai harapan yang pasti bahwa kita akan bertemu kembali dengan orang-orang yang meninggal dalam Tuhan yakni saat Tuhan datang yang kedua kalinya.
Jemaat Tesalonika nampaknya bergumul dengan pertanyaan apakah saat orang-orang percaya meninggal, dan Tuhan kemudian datang maka mereka kemudian akan ditinggalkan atau tidak dibawa ke sorga. Rasul Paulus menegaskan hal tersebut tidak akan terjadi; jangkauan penyertaan dan kasih Tuhan bukan hanya terdapat saat seseorang hidup, namun juga terus berlangsung bahkan sampai seseorang memasuki kematian. Itulah alasannya mengapa Paulus berkata bahwa orang-orang yang masih hidup saat Tuhan datang tidak akan mendahului (tidak akan meninggalkan) mereka yang telah meninggal. Baik orang percaya yang masih hidup saat Tuhan datang maupun yang sudah meninggal akan sama-sama mengalami karya pemuliaan dari Tuhan saat ia datang yang kedua kalinya.
Apa yang kita pelajari hari ini mengingatkan kita dengan sebuah ajaran mengenai ketidakberubahan Tuhan. Saat kita belajar mengenai sifat-sifat Allah, kita akan bertemu dengan ajaran mengenai ketidakberubahan Allah. Salah satu aspek dari ajaran ini adalah bahwa Allah tidak berubah dalam kebaikan dan kasih-Nya; karakter yang seperti ini membuat kita dapat mempercayai kebaikan dan kasih Allah. Jika Daud berkata bahwa dalam lembah kelam sekalipun gada dan tongkat Tuhan tetap menyertai, maka berdasarkan apa yang rasul Paulus ajarkan, kita dapat berkata bahwa "bahkan sampai kita memasuki kematian, Tuhan tetap menyertai, mengasihi dan mengaruniakan kebaikan-kebaikan kepada kita." Inilah alasan mengapa kita dapat mempercayakan orang-orang yang kita kasihi yang meninggal kepada Tuhan sebab kasih dan kebaikannya tidak pernah berubah dan tidak terbatas jangkauannya.
Karena kita tahu bahwa kasih dan kebaikan Tuhan itu tidak pernah berubah, kita sudah seharusnya mempercayakan hidup kita kepada Tuhan dan tetap percaya kepada Tuhan bahkan saat kita harus berhadapan dengan masa-masa kelam dalam hidup kita. Saat kita berhadapan dengan "tragedi" atau persoalan yang berat, kita bisa merasa bahwa Tuhan tidak mengasihi kita; jika kita merasa seperti itu, ingatlah bahwa perasaan kita adalah salah sebab kebaikan dan kasih Tuhan tidak pernah berubah. Alasan satu-satunya mengapa Tuhan ijinkan "tragedi" atau masalah menimpa kita adalah karena ia mempunyai rencana atau "program khusus" bagi kita. Di sinilah pentingnya iman; kita tetap percaya pada rancangan dan rencana Tuhan dalam hidup dan masa depan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar