Semua orang pasti ingin jadi orang baik. Tidak ada seorang pun yang punya cita-cita untuk jadi seorang penjahat. Setiap orang yang tertangkap dan dipenjarakan selalu berkata bahwa mereka melakukan itu karena terpaksa. Dibalik perkataan tersebut sebenarnya tersirat sebuah pengakuan bahwa ada kekuatan jahat tertentu yang bekerja dibalik kejahatan manusia; kekuatan inilah yang Alkitab sebut dengan istilah "dosa."
Perbedaan dari anak-anak Tuhan dan anak-anak kegelapan terletak pada bagaimana mereka menjalani hidupnya. Anak-anak kegelapan menjalani hidupnya dalam dosa, sedangkan anak-anak terang menjalani hidupnya setiap hari dalam kebenaran. Rasul Paulus telah melihat kualitas hidup dari jemaat Tuhan di kota Tesalonika; itulab sebabnya Paulus berani menyaksikan bahwa mereka adalah orang-orang yang hidupnya benar dihadapan Tuhan (tidak hidup dalam kegelapan); dan Paulus mengatakan kehidupan mereka yang seperti itu membuat mereka akan selalu siap dalam menantikan kedatangan Tuhan yang kedua. Jika orang-orang berdosa akan ditimpa kemalangan saat Tuhan datang, maka orang-orang benar akan menerima kemuliaan.
Pembahasan kita hari ini mengingatkan kita mengenai sebuah ajaran iman yang dikenal dengan nama "iman yang menyelamatkan." Istilah ini digunakan untuk membicarakan mengenai iman yang sejati yang membawa seseorang kepada persekutuan yang hidup dengan Kristus. Iman yang sejati memiliki beberapa ciri yakni (i) membutuhkan pengertian yang benar, namun bukan hanya sebatas pengertian; (ii) membutuhkan keyakinan untuk menerimanya, namun bukan hanya sebatas keyakinan; (iii) membuat seseorang mempercayakan dan meyerahkan dirinya kepada pribadi yang dia imani yakni Kristus; (iv) berbuahkan perbuatan yang baik dan kelakukan yang mempermuliakan Tuhan. Jadi, iman sejati bukan hanya sebatas pengertian dan keyakinan, namun melibatkan penyerahan diri yang membawa seseorang kepada pembaharuan.
Jika kita memiliki iman yang sejati, kita pasti akan dibawa Tuhan pada pembaharuan hidup. Pembaharuan inilah yang membuat kita siap selalu menghadapi datangnya hari Tuhan. Tuhan tidak menuntut adanya kesempurnaan, namun ia menuntut adanya kesungguhan dan pertumbuhan saat Ia datang yang kedua kalinya. Bagaimanakah caranya melihat pertumbuhan dalam diri seseorang? Tentu untuk melihat pertumbuhan yang bersifat personal pastilah sulit untuk dilakukan, namun pertumbuhan personal seseorang tercermin dari perilaku sosial orang tersebut. Jika seseorang perilaku sosialnya tidak baik; hal tersebut muncul karena pertumbuhan personalnya tidak benar. Itulah sebabnya Rasul Paulus memperingatkan Timotius supaya orang-orang yang jadi batu sandungan di masyarakat/gereja tidak boleh jadi pemimpin jemaat sebab orang tersebut bukanlah orang yang bertumbuh dengan benar.
Bagaimana dengan anda dan saya? Apakah ada dan saya adalah orang yang mengalami pembaharuan hidup setiap harinya? Apakah anda dan saya siap jika Tuhan datang pada hari ini atau besok? Jika anda dan saya mendapati bahwa kita tidak siap dengan kedatangan Tuhan karena kita mendapati bahwa kita belum bertumbuh seperti yang Tuhan kehendaki, mari kita datang kepada Tuhan untuk meminta ampun dan pertolongan Tuhan supaya mulai hari ini Roh Tuhan memimpin hidup kita dan memampukan kita untuk sekalu mentaati pimpinan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar