Sabtu, 07 Juni 2014

Nasib Manusia Dibalik Kematian

"Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan." 
1 Tesalonika 4:13

Jemaat Tesalonika nampaknya mengalami pergumulan dengan pertanyaan mengenai orang-orang yang meninggal sebelum Tuhan datang kedua kalinya. Paulus ingin menjelaskan kepada mereka bahwa keadaan orang-orang yang meninggal dalam Tuhan adalah hal yang tidak perlu dikuatirkan ataupun ditakutkan. Rasul Paulus sendiri dalam surat-suratnya memperlihatkan bahwa kematian bagi orang yang dalam Tuhan bukanlah akhir yang menakutkan namun awal yang membahagiakan. Mengapa demikian? sebab saat kita meninggalkan dunia ini, kita akan bersatu dengan Kristus. Kebersatuan kita dengan Kristus untuk selama-lamanya inilah yang membawa kebahagiaan sejati dalam hidup kita.

Berbeda dengan kematian orang-orang yang sudah ada dalam Tuhan, orang-orang yang meninggal diluar Tuhan memang tidak mempunyai harapan. Artinya, akhir hidup mereka adalah hal yang mengerikan; mengapa demikian? sebab setelah seorang diluar Tuhan memasuki "pintu kematian" maka yang akan menantinya disana adalah murka Tuhan. Manusia harus berhadapan dengan murka Tuhan sebab kita telah memilih jalan yang berdosa; dan setiap pilihan hidup kita untuk menolak Yesus dan tetap hidup dalam jalan yang berlawanan dengan jalan Tuhan akan membawa kita kepada kematian yang mengerikan,. Itulah sebabnya, seseorang percaya percaya kepada Yesus supaya ia dapat dilepaskan dari penghukuman dosa yang begitu mengerikan.

Oleh karena ada pengharapan yang pasti bagi seorang yang sudah percaya kepada Tuhan bahwa kalaupun ia meninggalkan dunia ini, ia akan hidup bersama dengan Tuhan, maka kita tidak perlu takut dengan kematian seperti orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. Banyak orang begitu takut dengan yang namanya kematian sebab mereka tidak tahu bagaimana nasib mereka setelah mati atau karena mereka tahu bahwa setelah mati mereka akan berhadapan dengan penghukuman Tuhan. Namun kita tahu kemana dan bagaimana keadaan kitta saat mati dalam Tuhan; itulah sebabnya janganlah kita takut dengan kematian sebab ada harapan yang pasti dari Tuhan bagi orang-orang yang mati dalam Tuhan.

Disisi yang lainnya, kita pun tidak perlu bersedih dengan cara yang sama dengan orang-orang yang belum percaya kepada Tuhan saat kita menyaksikan orang-orang yang kita kasihi meninggalkan kita. Jika orang yang kita kasihi tersebut adalah seorang anak Tuhan, maka ia mempunyai kepastian keselamatan sehingga kalaupun ia meninggal, maka ia pergi ke tempat yang jelas untuk hidup bersama-sama dengan Tuhan. Persoalannya adalah bagaimana dengan keluarga kita yang belum dalam Tuhan? Inilah yang menjadi pekerjaan rumah bagi kita untuk mendoakan dan memberitakan injil kepada mereka. Kita perlu mendoakan mereka setiap hari dengan setia; melalui doa-doa, kita sedang bergantung dan berharap hanya kepada Tuhan untuk keselamatan orang-orang yang kita kasihi; dan dengan memberitakan injil kepada mereka, kita sedang memberi diri kita untuk rela dipakai oleh Tuhan sebagai instrument bagi pekerjaan Tuhan dalam menyelamatkan orang-orang yang kita kasihi. Sudahkah kita mendoakan dan memberitakan injil kepada keluarga kita yang belum percaya kepada Kristus?

Tidak ada komentar: