Senin, 09 Juni 2014

Kebenaran Mengenai Panggilan Allah

"Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan injil Allah... ." Roma 1:1

Di awal suratnya kepada jemaat Roma, seperti halnya kebiasaan zaman kuno, Paulus memperkenalkan dirinya. Ada tiga aspek dari diri Paulus yang diperkenalkan kepada jemaat Roma (lih. Moo, Romans 2000:35). Aspek pertama yang Paulus sampaikan adalah kaiatan dirinya dengan Yesus Kristus; Paulus menegaskan bahwa dirinya adalah "hamba" dari Yesus Kristus. Istilah doulos "hamba" yang Paulus gunakan dapat memiliki dua kemungkinan arti; pada satu sisi, Paulus bisa saja menggunakan istilah doulos "hamba" dalam arti "budak," yakni orang-orang yang terikat dengan tuannya, atau disisi yang lain lagi, Paulus bisa juga menggunakan istilah doulos "hamba" dalam konteks PL yakni menunjuk pada orang-orang yang dipanggil secara khusus oleh Tuhan untuk menjabat satu tugas tertentu misalnya saja nabi Allah. 

Aspek kedua yang Paulus bicarakan adalah kaitan dirinya dengan gereja. Paulus memperkenalkan dirinya sebagai seorang "rasul." Dalam tulisan PB, rasul adalah orang yang dipanggil Tuhan secara khusus untuk meletakan fondasi dasar bagi berdirinya gereja; rasul juga adalah orang-orang yang dipanggil untuk menyampaikan wahyu Allah yang baru yakni wahyu mengenai Yesus Kristus. Salah satu alasan Paulus menyebut dirinya sebagai rasul sebab ia ingin jemaat yang membaca suratnya bisa menerima apa yang hendak dikatakan/diajarkannya dalam suratnya sebagai ajaran yang benar yang berasal dari Tuhan sendiri. Hal ini diperlukan sebab Paulus bukanlah pendiri dari jemaat Roma sehingga jemaat tentu saja belum pernah melihat Paulus secara langusng, mereka hanya mengenal/mengetahui mengenai Paulus dari cerita yang disampaikan oleh para missionaris yang mengenal Paulus.

Aspek ketiga yang Paulus bicarakan adalah mengenai tujuan/panggilan khusus yang Paulus terima dari Tuhan. Paulus menegaskan bahwa ia telah dikhususkan oleh Tuhan untuk memberitakan injil Allah. Istilah "memberitakan" merupakan "para frase" yang LAI tambahkan; dalam terjemahan Yunani, Paulus mengatakan bahwa ia telah dikhususkan "bagi injil Allah." Tentu yang Paulus kerjakan, salah satunya, adalah memberitakan injil Allah; namun disisi yang lain Paulus juga menggunakan berbagai cara dalam "memberitakan" injil Allah baik itu dengan mengajar, menuliskan surat yang isinya adalah ajaran mengenai injil Allah; ataupun memberitakan injil (menginjili) secara verbal orang-orang yang bertemu dengannya.

Pada saat Paulus memperkenalkan dirinya, dua kali Paulus menggunakan bentuk kalimat pasif. Paulus mengatakan bahwa ia "dipanggil" sebagai rasul, selain itu Paulus juga mengatakan bahwa ia "dipisahkan/dikhususkan" bagi injil Allah. Bentuk kalimat pasif yang Paulus gunakan mengindikasikan cara pandang Paulus dalam melihat baik status maupun panggilannya; Paulus memandang bahwa kalaupun ia menjadi hamba Kristus Yesus, menjadi Rasul, menjadi pemberita dan pengajar injil, itu semua bukan karena Paulus mempunyai kualifikasi tertentu sehingga ia berhak mendaptkan status dan panggilannya, namun sebaliknya Paulus melihat bahwa semua yang dia miliki, baik itu status sebagai hamba maupun panggilannya sebagai rasul dan pemberita-pengajar injil Allah, merupakan pemberiaan atau anugerah dari Tuhan bagi dirinya.

Jika kita membaca surat 1 Korintus 12, kita melihat bahwa bagi Paulus semua panggilan pelayanan adalah karunia dari Tuhan. Hal ini berarti semua panggilan pelayanan itu adalah dari Tuhan bagi kita; kita dipanggil dalam pelayanan bukan karena kita layak dan pantas ataupun berhak, namun karena anugerah Tuhanlah kita dapat menerima panggilan tersebut. Cara pandang terhadap pelayanan yang seperti ini sangat penting; jika kita memandang panggilan pelayanan sebagai anugerah dari Tuhan maka (i) kita akan belajar untuk tidak mengeluh dan mengomel saat kita berhadapan dengan tantangan dalam pelayanan kita; sebaliknya kita akan belajar untuk mengucap syukur dengan tugas pelayanan yang kita terima (ii) kita akan belajar untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam panggilan pelayanan yang kita terima. Semua bidang pelayanan adalah sama bernilainya dihadapan Tuhan; itulah sebabnya hendaknya kita mengerjakan semua tugas pelayanan kita dengan penuh ucapan syukur, penuh tangggung jawab, dan dilakukan dengan sepenuh hati.

Tidak ada komentar: