Rabu, 04 Juni 2014

Kasih Yang Tanpa Batas

"Hal itu kamu lakukan juga terhadap semua saudara di wilayah Makedonia. Tetapi kami menasehatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu lebih bersungguh-sungguh lagi melakukannya." 1 Tesalonika 4:10

Rasul Paulus sebelumnya membicarakan mengenai jemaat Tesalonika yang bertumbuh dalam kasih sebab mereka belajar sendiri dari Tuhan bagaimana harus mengasihi sesama manusia. Paulus menyaksikan bahwa kesungguhan kasih dari jemaat Tesalonika bukan hanya ditujukan bagi orang-orang tertentu saja, misalnya orang-orang yang mereka kenal atau orang-orang yang telah berjasa bagi mereka, namun jemaat Tesalonika menunjukkan kasihnya kepada semua orang percaya yang ada di wilayah Makedonia baik yang mereka kenal secara langsung ataupun tidak.

Dalam kehidupan masyarakat kuno, banyak orang yang saat mereka berpergian membutuhkan bantuan dari orang-orang yang menjadi sanak atau famili mereka supaya mereka dapat tinggal selama beberapa waktu lamanya sebelum melanjutkan perjalanan ke tempat lainnya; pada waktu itu masyarakat tidak mengenal adanya hotel ataupun penginapan. Jemaat Tesalonika nampaknya selalu membuka rumah mereka bagi orang-orang Kristen yang sedang dalam perjalanan khususnya para misionaris atau pemberita-pemberita injil. Jemaat Tesalonika dengan penuh kerelaan dan sukacita membantu setiap orang Kristen yang mampir di kota mereka baik orang tersebut mereka kenal baik ataukah tidak. Pola kehidupan yang seperti inilah yang Paulus lihat ada dalam jemaat Tesalonika dan yang Paulus puji.

Waktu Rasul Paulus melihat jemaat yang begitu bertumbuh dalam kasih, ia memberikan nasehat supaya jemaat memiliki kasih yang terus bertumbuh. Dalam terjemahan bahasa Indonesia, digunakan istilah "supaya kamu lebih bersungguh-sungguh lagi melakukannya," dalam bahasa Yunani, Paulus sebenarnya menasehati jemaat Tesalonika supaya mereka semakin berlimpah lagi dalam mengasihi. Paulus tahu bahwa jemaat Tesalonika sudah memiliki kehidupan yang penuh kasih terhadap sesama mereka, namun kasih itu sifatnya tidak terbatas; tidak ada batasan yang menjadi titik puncak dari yang namanya kasih; itulah sebabnya Paulus memberikan nasehat supaya jemaat tidak berhenti sampai di satu titik dalam mengasihi sesama, namun terus bertumbuh mengasihi sesama sampai mereka mati.

Dalam dunia ini, kita bertumbuh dalam sebuah pemahaman bahwa mengasihi itu ada batasnya; sama seperti jika kita dilukai orang lain, kita mungkin satu kali akan berkata "cukup sudah, saya tidak bisa lagi menerima hal ini, sekarang saya akan lawan balik orang itu," demikian juga dengan kasih; kita diajari bahwa kasih itu ada batasnya. Sebagian orang barangkali akan membantu orang lain jika hal tersebut tidak terlalu sering; sebagian orang yang lain memandang bahwa mengasihi itu mesti timbal balik, jika orang yang kita kasihi tidak merespons kasih kita sama seperti kita mengasihi orang tersebut, kita mungkin akan berhenti mengasihi orang tersebut. Namun Paulus mengajak kita untuk memiliki kasih seperti Allah, kasih yang tanpa batas terhadap sesama kita.

Tentu mengasihi tanpa batas bukanlah hal yang mudah; namun kita harus belajar untuk menjadi orang yang seperti itu. Kita sulit mengasihi orang-orang yang melukai  atau mengecewakan kita, namun kasih kita kepada sesama seharusnya tanpa batas, artinya walaupun orang yang kita kasihi terus mengecewakan kita, tetapi kita harus terus mengasihi orang tersebut. Tuhan adalah contoh dan teladan dari kasih kita; saat kita terus menerus mengecewakan Tuhan dan menyakiti hati Tuhan dengan hidup dalam dosa, namun kasih Tuhan tetap diberikan pada kita, ia tidak pernah tidak mengasihi kita bahkan saat kita ada dalam posisi paling buruk sekalipun. Itulah kasih Tuhan, kasih yang tanpa batas, kasih yang Paulus doakan supaya ada dalam hidup kita. Mintalah kepada Tuhan kekuatan supaya anda dapat mengasihi orang-orang didekat anda dengan kasih sejati, kasih Tuhan, kasih yang tanpa batas.

Tidak ada komentar: