Rabu, 16 April 2014

Penderitaan Yang Kita Alami (1 Tesalonika 2:14)

"Sebab kamu, saudara-saudara, telah menjadi penurut jemaat-jemaat Allah di Yudea, jemaat-jemaat di dalam Kristus Yesus, karena kamu juga telah menderita dari teman-teman sebangsamu segala sesuatu yang mereka derita dari orang-orang Yahudi. 1 Tesalonika 2:14

Siapakah diantara kita yang suka dengan istilah "menderita"? Kebanyakan kita ingin hidup bahagia dan jauh dari penderitaan; namun Alkitab sebenarnya tidak pernah menjanjikan hidup yang demikian saat kita mengikut Tuhan. Kita mungkin akan mengalami dan menjalani kesukaran/penderitaan hidup saat mengikut Tuhan, namun Tuhan berjanji untuk tidak akan pernah meninggalkan atau membiarkan kita sendirian dalam menjalani kesukaran dan penderitaan kita.

Jemaat Tesalonika telah mengalami hal yang sama dengan jemaat-jemaat Tuhan di wilayah Palestina yang mengalami kesukaran dan penderitaan. Jika jemaat di Palestina mengalami penderitaan dari orang-orang Yahudi, maka jemaat Tesalonika mengalami penderitaan dari teman-teman sebangsa mereka yakni sesama orang bukan Yahudi atau dari teman-teman sekota mereka. Hal apakah yang membuat jemaat Tesalonika mengalami penderitaan dan kesukaran? Paulus memang tidak menuliskan secara eksplisit apa yang sebenarnya terjadi, namun dilihat dari isi surat Tesalonika, kita menemukan bahwa jemaat ini adalah jemaat yang setia dengan kesaksian mereka tentang Kristus; sepertinya penderitaan harus menjadi konsekuensi dari iman dan kesaksian mereka kepada teman-teman di kota mereka.

Jika kita memikirkan mengenai penderitaan yang dialami oleh orang percaya, hal tersebut sebenarnya bisa terjadi karena banyak alasan. Sebagian penderitaan dialami oleh orang-orang Kristen karena memang kesaksian mereka dalam menyatakan kebenaran Tuhan; saat seseorang menyampaikan hal yang benar, ada orang-orang tertentu yang dapat tersinggung dan kemudian melakukan hal-hal negatif untuk membalas hal-hal yang dianggap telah menyakiti dirinya; jikalau kita mengalami penderitaan karena menyatakan kebenaran, maka berbahagialah kita--sebagaimana yang Tuhan Yesus ajarkan dalam Mat. 5:10--sebab kita dikatakan sebagai pewaris-pewaris kerajaan Allah. Di sisi yang lain, ada juga penderitaan yang sebenarnya kita alami karena kesalahan kita sendiri; kita membiarkan diri jatuh dalam pencobaan yang membawa kita pada kesukaran hidup yang menjadi konsekuensi dari kesalahan kita. Jika kita tahu bahwa kita memiliki potensi sakit jantung, tetapi kita membiarkan diri kita untuk tidak mau berolah raga dan kemudian kita jadi sakit, maka penderitaan yang kita alami adalah karena kelalaian kita sendiri. 

Oleh karena penderitaan tidak seluruhnya karena iman kita, maka kita jangan mengeneralisir penderitaan sebagai sebuah ujian iman dari Tuhan; jika kita berhadapan dengan penderitaan yang memang ujian iman dari Tuhan, maka berbahagialah kita karena Tuhan sedang membentuk kehidupan kita. Sebaliknya jika penderitaan yang kita alami adalah karena kesalahan diri kita sendiri, maka bertobatlah kita dan berubahlah supaya kita dapat dipulihkan dari kesalahan yang kita buat sendiri.

Tidak ada komentar: