Kamis, 17 April 2014

Bagaimana Merespons Orang Jahat (1 Tesalonika 2:15-16)

Bahkan orang-orang Yahudi itu telah membunuh Tuhan Yesus dan para nabi dan telah menganiaya kami. Apa yang berkenan kepada Allah tidak mereka pedulikan dan semua manusia mereka musuhi, karena mereka mau menghalang-halangi kami memberitakan firman kepada bangsa-bangsa lain untuk keselamatan mereka. Demikianlah mereka terus-menerus menambah dosa mereka sampai genap jumlahnya dan sekarang murka telah menimpa mereka sepenuh-penuhnya. 1 Tesalonika 2:15-16

Pernahkah kita merasa begitu benci dengan seseorang hingga kita menganggap orang tersebut sebaiknya dimatikan saja atau dimasukkan dalam nereka. Perasaan seperti ini biasanya muncul dari sebuah luka hati yang seseorang alami karena tindakan, perbuatan atau perkataan orang lain kepada kita. Respons yang seperti ini (kebenciaan yang sangat kuat) muncul saat kita gagal dalam mengampuni kesalahan orang yang telah menyakiti hati kita tersebut.

Dalam bagian Alkitab yang kita baca diatas, Paulus sedang membicarakan mengenai orang-orang Yahudi yang telah menolak Kristus, yang pada zaman dahulu juga menolak para nabi dan yang sekarang ini menganiaya para pengikut Yesus termasuk dalamnya Paulus dan rekan-rekan sepelayanannya. Paulus menegaskan bahwa alasan mereka menganiaya Paulus dan rekan-rekan sepelayanannya adalah sebab mereka mau menghalang-halangi pemberitaan firman kepada bangsa bukan Yahudi. Paulus memang tidak menjelaskan alasan dari tindakan orang-orang Yahudi ini, namun ada kemungkinan salah satu alasan orang bukan Yahudi tidak mau bangsa-bangsa lain mendengar kebenaran Tuhan adalah sebab mereka memandang bangsa-bangsa lain sebagai kaum kafir yang sepantasnya untuk dibinasakan Tuhan. Paulus menegaskan bahwa dengan melakukan hal yang demikian, mereka sebenarnya sedang menambah dosa mereka hingga satu kali Tuhan akan hukum mereka. 

Paulus dan rekan-rekan sepelayannya pun sebenarnya tahu dan bisa melihat bahwa banyak orang-orang bukan Yahudi yang hidupnya jahat dan melawan Tuhan, namun mereka memandang orang-orang bukan Yahudi dengan cara yang berbeda. Mereka memandang orang-orang bukan Yahudi dengan kaca mata Kristus yakni "kaca mata kasih." Hal inilah yang membuat baik Paulus maupun rekan-rekannya rela memberitakan injil kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi yang hidup jahat dan telah menyakiti hati dari bangsa Yahudi. 

Jika kita mau membandingkan orang-orang Yahudi yang Paulus bicarakan dengan kita yang hidup dizaman sekarang; kita sebenarnya menemukan adanya kesamaan. Banyak orang Kristen yang hidup dalam benyak kesulitan karena imannya kepada Tuhan; saat orang Kristen dirugikan atau diperlakukan tidak adil oleh sesama kita yang berbeda agama dan keyakinan dengan kita, kita dapat menjadi sangat sakit hati dan mengharapkan supaya orang-orang tersebut dimatikan saja oleh Tuhan. Hal yang sama pasti kita akan rasakan jika kita melihat ada orang-orang tertentu yang kemudian mencelakakan orang-orang Kristen atau memberikan penilaian-penilaian yang merugikan kehidupan orang-orang Kristen, kita pun bisa merasa sangat marah dan ingin supaya orang-orang seperti ini dimusnahkan saja dari muka bumi. Dalam konteks kehidupan pribadi pun, kita bisa merasakan hal yang sama saat ada orang-orang di sekitar kita yang menyakiti hati kita atau mempermalukan kita atau "menususk kita dari belakang", kita pastilah sangat marah dan ingin supaya orang-orang tersebut dibinasakan oleh Tuhan.

Saat kita bergumul dengan perasaan-perasaan seperti itu, ada dua hal yang patut kita renungkan. Pertama, kita harus mengerti bahwa membenci bukanlah respons yang Tuhan inginkan ada dalam diri kita; tugas dan panggilan kita adalah mengasihi mereka; itulah sebabnya kita harus mendoakan orang-orang yang menyakiti kita bukan supaya mereka dibinasakan, namun supaya mereka bertobat dan kembali kepada Tuhan; di sisi yang lain, kita pun harus rela dan bersukacita jika orang yang kita benci ternyata kemudian bertobat dan kembali kepada jalan Tuhan; ingat panggilan kita adalah mengasihi dan bukan membenci. Kedua, kita harus juga mengerti bahwa Tuhan itu adil dan benar; artinya Tuhan itu tidak akan membiarkan orang jahat yang terus menyakiti kita tanpa memberikan konsekuensi tertentu pada orang tersebut; pengahakiman adalah milik Tuhan dan Tuhan akan menghukum orang-orang yang menyakiti kita jika mereka terus melakukan dosa tersebut dan tidak mau bertobat; kita haruslah menyerahkan penghakiman dan penghukuman pada Tuhan, tugas kita bukanlah mengambil alih bagian Tuhan yakni menghakimi dan menghukum, namun mendoakan dengan kasih supaya orang tersebut bertobat.

Tidak ada komentar: