Sabtu, 22 Maret 2014

Semua Ada Konsekuensinya (Galatia 6:7-8)

"Jangan sesat! Allah tidak membiarkan dirinya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang , itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barang siapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup kekal dari Roh itu." Galatia 6:7-8

Rasul Paulus kembali kepada topik hidup dalam dosa dan hidup dalam kebenaran sebagai dua pola hidup yang berbeda, dan umat Tuhan haruslah hidup dalam kebenaran. Paulus mengingatkan bahwa kehidupan dalam dosa (kehidupan yang dijalani oleh seseorang yang belum bertobat) akan membawa manusia pada konsekuensi tertentu yakni kebinasaan. Itu berarti setiap dosa dan perbuatan jahat yang kita lakukan bukanlah tanpa konsekuensi; satu kali Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban dari kita dan kita yang kedapatan sebagai orang yang belum bertobat, pastilah akan berhadapan dengan penghukuman. Sebaliknya, orang-orang percaya yang hidup dalam kebenaran, mereka akan menuai hidup yang kekal; artinya mereka akan hidup bersama-sama dengan Tuhan dalam kekekalan; itu berarti segala jerih lelah dan perjuangan kita dalam dunia ini untuk hidup dalam ketaatan kepada Tuhan, juga akan membawa kita pada konsekuensi dan akibat tertentu yakni kebahagiaan.

Bagi orang-orang Kristen yang masih hidup dalam dosanya, Paulus memperingatkan "jangan sesat." Bagi orang percaya hidup dalam dosa hanyalah membawa pada ketidakbahagiaan dan rasa frustasi; itulah sebabnya jika ada diantara kita yang percaya bahwa hidup dalam dosa itu dapat memberikan kebahagiaan tertentu, kita sudah disesatkan oleh dunia. Kita harus bertobat dan kembali hidup dalam kebenaran; dosa hanyalah membawa kita kepada keputusasaan. Dosa itu seperti candu atau narkotika yang saat awal kita mencobanya, hal tersebut terasa begitu enak dan menyenangkan, namun saat kita sudah terikat denganya, kita dibawa pada kehancuran.

Ada banyak orang yang menjadkan dosa sebagai pelarian; saat seseorang sedang mengalami kekecewaan atau ketidakpuasan dengan apa yang dia hadapi, maka dosa kemudian menjadi tempat pelarian baginya. Jika dosa dijadikan sebagai tempat pelarian, maka dosa akan menjadi seperti candu dalam hidup kita dimana setiap kali kita merasa stress, maka kita akan lari kepada dosa tersebut. Ingat perkataan Paulus, "jangan sesat!" Dosa tidak akan membuat kita dapat lari dari masalah kita; dosa akan memperburuk masalah dalam hidup kita. Kita perlu datang kepada Tuhan dan meminta hikmat dan kekuatan dari Tuhan untuk dapat mengatasi masalah kita. Selain itu, percayalah bahwa dosa justru akan membuat Tuhan tidak mau memberkati kehidupan kita sehingga saat kita memilih lari kepada dosa saat dalam keadaan tertekan, kita akan memiliki hidup yang jauh lebih tertekan lagi.

Hiduplah dekat dengan Tuhan dan hidup dalam ketaatan. Saat kita sedang ada dalam persoalan, tanyakan pada diri sendiri, apa yang seharusnya saya lakukan dalam konsisi seperti ini sebagai anak Tuhan; atau tanyakan apakah yang Tuhan ingin saya lakukan/perbuat ketika saya dalam kondiri seperti ini, dan taati apa yang jadi kehendak Tuhan walaupun hal tersebut sepertinya berat dan bisa membawa kita pada situasi dan kondisi yang lebih menyulitkan; namun percayalah saat kita taat pada Tuhan, Ia mampu untuk bekerja dalam situasi yang sulit apapun untuk membawa kebaikan dalam hidup kita.

Tidak ada komentar: