Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan. (Galatia 5:15)
Rasul Paulus mengingatkan bahwa panggilan dari seorang Kristen adalah merdeka untuk melayani Tuhan; itulah sebabnya kesalehan merupakan bagian dari konsekuensi hidup yang harus menyertai keselamatan seorang percaya. Selain dari pada hukum positif dimana umat Tuhan haruslah menerapkan kehidupan yang penuh kasih, Paulus juga membicarakan mengenai "hukum negatif" (maksudnya hukum yang berupa laragan) untuk mengingatkan jemaat supaya mereka tidak saling menghancurkan.
Sewaktu Paulus menggunakan istilah "saling menggigit dan menelan," kita menemukan bahwa Paulus sepertinya sedang membayangkan persoalan pertengakaran dalam jemaat; saat sebuah pertengkaran terjadi Paulus ingatkan supaya mereka tidak saling menghancurkan. Paulus pasti menyadari bahwa perbedaan pendapat pasti bisa terjadi dalam jemaat; Paulus sendiri dan Petrus dapat berbeda sikap dalam hal-hal tersebut, namun umat Tuhan harusnya tidak kemudian menghancurkan sesama jemaat Tuhan yang berbeda pandangan ataupun berselisih dengannya. Perselisihan dalam jemaat memang tidak bisa dihindarkan, dan solusinya adalah melalui proses pendamaian.
Persoalan pertengkaran dalam gereja adalah pergumulan orang percaya baik dulu maupun sekarang. Ada banyak perbedaan dalam diri, karakter dan pola kebiasaan anak-anak Tuhan yang dapat menjadi sumber perbedaan pendapat bahkan pertengkaran. Kita memang harus mengakui bahwa ada pertengkaran/perselisihan tertentu yang memang tidak bisa dihindarkan karena prinsip kebenaran tertentu yang dilanggar; meskipun demikian, pada kenyataannya banyak sekali pertengkaran muncul karena hal-hal yang tidak utama dan tidak prinsipil. Pertengkaran-pertengkaran tersebut muncul karena ketidakdewasaan kita dan karena sifat dan sikap kita yang egois.
Bagaimana mengatasi hal ini? pertama-tama, kita perlu belajar mengasihi sesama kita; kasih membuat kita tidak takut dengan perbedaan pandangan, namun juga membuat kita tidak memiliki "keinginan jahat" untuk menghancurkan sesama jemaat Tuhan. Hal kedua yang perlu kita miliki adalah kesadaran bahwa gereja adalah milik Tuhan; jika kita merusak apa yang menjadi milik Tuhan, pastilah Tuhan marah dan kecewa dengan kita; gereja adalah kepercayaan Tuhan bagi kita untuk kita lindungi dan pertahankan. Jadi, siapa saja orangnya yang membuat gereja rusak dan hancur, ia akan berhadapan dengan murka Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar