Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya (Galatia 5:24)
Orang yang menjadi umat Tuhan bukan saja dipahami sebagai orang yang menerima anugerah keselamatan, Paulus menggunakan istilah "menjadi milik Kristus" untuk memperlihatkan aspek lain dari relasi kita dengan Tuhan setelah kita bertobat. Kita menjadi milik Kristus, artinya hidup kita bukan lagi didedikasikan untuk hal-hal lain kecuali untuk Kristus; manusia adalah mahluk yang terikat, ia terikat dengan dosa atau dengan Tuhan; saat kita dibebaskan dari dosa, kita kemudian menjadi terikat dengan Tuhan atau--dalam bahasa Paulus--kita menjadi milik Kristus.
Paulus menegaskan bahwa orang yang telah menjadi milik Kristus haruslah menyalibkan daging dengan segala hawa napsu dan keinginannya. Istilah menyalibkan tentu saja digunakan untuk membicarakan mengenai kematian; seseorang yang betul-betul telah menjadi milik Kristus haruslah mematikan dosa dengan segala natur dan kebiasaannya; pertanyaannya adalah mungkinkah kita bisa mematikan dosa? Di sinilah pentingnya apa yang Paulus sebut "dipersatukan dengan Kristus,"; saat kita bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat kita, maka kita dipersatukan dengan Kristus; saat kita dipersatukan dengan Kristus, kita dibawa untuk mengalami apa yang disebut dengan "mati bersama dengan Kristus," dan "bangkit juga bersama dengan Kristus." Kristus mati bagi dosa (untuk mematikan kuasa dosa) dan dia bangkit untuk memberikan kehidupan yang baru (kehidupan yang menang atas dosa); itulah sebabnya seseorang yang dipersatukan dengan Kristus, ia akan mengalami apa yang Kristus sudah kerjakan yakni "mengalahkan dosa" dan hidup bagi Allah. Itulah sebabnya tidak ada alasan bagi kita untuk tetap hidup dalam dosa sebab kita mempunyai kekuatan untuk mengalahkannya.
Salah satu perbedaan antara orang percaya dan tidak (orang yang sungguh bertobat dan tidak) terletak pada baik keinginan maupun kemampuan orang tersebut dalam melawan dosa. Seorang yang sudah bertobat, ia memiliki keinginan untuk tidak lagi hidup dalam dosa sebab dosa merupakan sebuah beban dalam hidupnya; namun ia bukan hanya punya keinginan untuk hidup diluar dosa, namun ia pun bertumbuh dalam kekuatan dalam melawan dosa. Seseorang yang baru bertobat memang berbeda kondisinya dengan seseorang yang sudah cukup lama bertumbuh dalam Tuhan; namun cepat atau lambat orang tersebut pun akan mengalami hal yang sama yakni "pengalaman menang atas dosa."
Jadi nasehat Paulus, supaya kita tidak lagi hidup dalam dosa, bukanlah nasehat yang muluk-muluk alias tidak bisa dipraktekkan; kita bisa melakukannya jika kita benar-benar hidup bergantung pada Tuhan dan memiliki disiplin rohani yang sehat dan bertumbuh. Sudahkah anda mengalami kemenangan atas dosa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar