Rabu, 26 Maret 2014

Konsekuensi Kebenaran (Galatia 6:11-12)

Lihatlah, bagaimana besarnya huruf-huruf yang kutulis kepadamu dengan tanganku sendiri. Mereka yang secara lahiriah suka menonjolkan diri, merekalah yang berusaha memaksa kamu untuk bersunat, hanya dengan maksud, supaya mereka tidak dianiaya karena salib Kristus. (Galatia 6:11-12)

Paulus mengatakan bahwa ia menuliskan suratnya dengan huruf-huruf yang besar. Kita tidak tahu dengan pasti apakah yang Paulus maksudkan dengan hal ini adalah ia benar-benar menuliskan surat Galatia dengan tulisan yang besar-besar karena ia kemungkinan sedang mengalami sakit mata atau Paulus ingin mengatakan bahwa tulisan yang dia kirimkan dibuat dengan sangat jelas sehingga jemaat haruslah mengerti dengan jelas apa yang Paulus maskudkan dengan suratnya.Meskipun kita tidak dapat mengetahui dengan pasti maksud dari rasul Paulus dengan perkataan ini, namun yang pasti saat Paulus menuliskan surat kepada jemaat Galatia, ia menuliskannya dengan penuh kesungguhan dan dengan hati yang penuh belas kasihan sehingga isi suratnya bukalah merupakan luapan kemarahan yang emosial semata namun bentuk perhatian yang dalam dari seorang yang berlaku seperti "ayah" kepada anak-anaknya.

Berbeda dengan para guru yang mengajarkan sunat kepada jemaat Galatia, Paulus menegaskan bahwa ia tidak takut untuk memberitakan injil kebenaran walaupun hal tersebut dapat membuat Paulus mengalami banyak kesukaran. Para guru palsu di kota Galatia, menurut Paulus, mereka sebenarnya tahu kebenaran, namun tetap memaksakan aturan sunat kepada jemaat Galatia sebab mereka tidak mau atau takut dengan ancaman atau bahaya yang mereka akan dapatkan jika mereka berlaku seperti Paulus. Inilah yang dimaksudkan dengan perkataan "mereka ... memaksa kamu untuk bersunat ... supaya mereka tidak dianiaya karena salib Kristus." 

Pada waktu itu memang dalam masyarakat Yahudi muncul kelompok garis keras yang dikenal dengan nama kelompok Zelot yang akan melakukan kekerasan jika melihat orang-orang Yahudi tidak mentaati hukum yang dipegang oleh orang-orang Yahudi. Kelompok ini meyakini bahwa alasan yang membuat Tuhan membiarkan bangsa Israel dijajah oleh bangsa lain adalah karena bangsa Israel tidak memeliharakan hukum Tuhan dengan benar; itulah sebabnya jika memang diperlukan, kelompok Zelot akan melakukan kekerasan jika mereka melihat ada orang Yahudi yang melanggar hukum-hukum tersebut; salah satunya adalah aturan sunat. Orang-orang Yahudi tidak boleh bergaul dengan orang yang tidak bersunat; itulah sebabnya jika jemaat Galatia yang bukan Yahudi hendak menjadi bagian dari komunitas Kristen Yahudi, mereka haruslah disunatkan. Paulus melihat aturan ini jelas berlawanan dengan injil Allah yang menyatakan bahwa seseorang hanya dapat menjadi umat Allah karena iman dan bukan karena statusnya sebagai orang Yahudi; dan guru-guru Yahudi Kristen di Galatia tidak berani tegas dengan kebenaran karena mereka takut mengalami kesulitan jika mereka pegang kebenaran yang Paulus ajarkan.

Menyatakan dan berpegang kepada kebenaran memang tidak mudah; ada kalanya kita akan berhadapan bukan saja dengan perasaan tidak enak, namun juga akan berhadapan dengan banyak kesuliatan saat kita melakukan hal-hal yang benar. Itulah sebabnya ada banyak orang Kristen yang memilih jalan kompromi atau mengatakan "separuh kebenaran" supaya mereka dapat terhindar dari masalah-masalah yang bisa mereka dapatkan jika mereka berbicara hal yang benar. Ini tentu bukan hal yang benar dalam iman Kristen; Tuhan Yesus sendiri mengajarkan kita untuk tegas dengan kebenaran, ia mengatakan "Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat." Jelas, kita haruslah memiliki perkataan yang dapat dipercaya dan dipegang; itulah sebabnya jauhkanlah kebohongan dari bibir dan lidah kita. 

Tidak ada komentar: