"Betapa rinduku untuk berada diantara kamu pada saat ini dan dapat berbicara dengan suara yang lain, karena ku telah habis akal menghadapi kamu." Galatia 4:20
Dari apa yang Paulus katakan kita melihat indikasi bahwa jemaat Galatia tidak menaruh perhatian yang sungguh-sungguh atas nasehat-nasehat yang Paulus sampaikan selama ini mengenai keteguhan mereka pada injil yang benar. Itulah sebabnya Paulus sampai berkata bahwa ia telah habis akal, alias tidak tahu lagi harus "ngomong apa" dengan jemaat Galatia supaya mereka bertobat dan kembali berpengang pada ajaran yang benar. Paulus ingin sekali datang kepada jemaat Galatia dan berbicara langsung kepada mereka; namun Paulus tidak mungkin melakukan hal ini sebab ia memiliki tugas panggilan lain yang ia tidak bisa tinggalkan; Paulus ingin sekali jemaat berubah sehingga ia tidak perlu terus menerus berbicara keras dengan jemaat Galatia.
Dilihat dari kondisi jemaat Galatia, kita melihat bahwa jemaat ini ternyata sudah berubah menjadi jemaat yang bandel dan tidak bisa mendengar nasehat-nasehat kebenaran yang disampaikan bahkan oleh bapak rohani mereka sendiri yakni Paulus. Kondisi yang sama sebenarnya bisa terjadi dengan kita, orang-orang Kristen zaman sekarang, dimana kita bisa menjadi jemaat-jemaat yang bandel dan tidak mau mendengar ajaran yang benar, namun senang dengan ajaran yang menyenangkan telinga dan keinginan kita. Kondisi ini pastilah berawal dari kelengahan jemaat dalam berpegang dan mempelajari ajaran benar; saat kita tidak lagi mau berpengang dan mengutamakan ajaran yang benar, maka ajaran yang salah akan gampang nempel di kepala kita, dan kita cenderung menjadi orang Kristen yang tidak bisa membedakan ajaran yang benar dan salah. Itulah sebabnya memacu diri untuk terus belajar dan bertumbuh dalam ajaran yang benar adalah sebuah kebutuhan bagi seorang Kristen yang benar-benar mau bertumbuh dan dewasa.
Di sisi yang lain, sikap Paulus terhadap jemaat juga perlu untuk kita perhatikan. Ada dua sikap yang Paulus miliki dalam menghadapi jemaat yang dia kasihi; pertama, Paulus tegas dengan apa yang benar dan salah, dan ia pantang menyerah dalam membimbing jemaat yang dilayaninya. Sikap yang seperti ini dibutuhkan oleh orang-orang percaya zaman sekarang yakni "teguh dengan kebenaran." Ada kecenderungan dari orang-orang Kristen dimana saat mereka melihat gereja mereka bermasalah, mereka bukannya berjuang untuk hal yang benar, namun malah memilih "langkah seribu" untuk meninggalkan gereja tersebut. Walaupun ada alasan-alasan tertentu yang kita dapat terima saat seseorang memilih untuk meninggalkan sebuah gereja, namun kita hendaknya jangan buru-buru melakukan hal yang demikian; berjuanglah dahulu dan nyatakanlah hal yang benar.
Sikap kedua, yang kita bisa lihat dari Paulus adalah kasihnya yang sangat besar untuk jemaat Galatia. Yang membuat Paulus tetap bertahan dan berjuang untuk jemaat Galatia pastilah karena kasih yang Paulus miliki bagi jemaat ini. Kasih seperti ini membuat Paulus rela untuk memberikan yang terbaik bagi jemaat Galatia. Selain Paulus, Tuhan Yesus juga menunjukkan bagaimana ia begitu mengasihi manusia dan juga umat-Nya bahkan Ia rela mati bagi kita. Mengasihi jemaat bukanlah hal yang mudah sebab gereja itu dipenuhi dengan jemaat-jemaat yang penuh dengan kelemahan; jangankan jemaat, pengurus gereja pun terkadang penuh dengan banyak kelemahan, yang bisa membuat orang lain tersandung; meskipun demikian kita diberikan teladan oleh Kristus dan Paulus untuk belajar mengasihi jemaat yang penuh kekurangan ini. Bagaimana caranya? tidak ada cara yang lain kecuali kita melihat jemaat sebagai milik Tuhan yang dipercayakan kepada kita; jika kita mengasihi Tuhan, maka kita haruslah juga mengasihi jemaat Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar