Dahulu, ketika kamu tidak mengenal Allah, kamu memperhambakan diri kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah. Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya? Kamu dengan teliti memelihara hari-hari tertentu, bulan-bulan, masa-masa yang tetap dan tahun-tahun. Aku kuatir kalau-kalau susah payahku untuk kamu telah sia-sia.
Galatia 4:8-11
Paulus memperingatkan jemaat Galatia supaya mereka tidak jatuh dalam kesalahan sebagaimana sebelum mereka bertobat. Jika sebelum bertobat jemaat Galatia mereka diperbudak dengan dosa dan dibelenggu oleh berbagai aturan agamawi dalam penyembahan berhala; maka dalam Kristus mereka sekarang sudah dimerdekakan dari semua belenggu tersebut. Meskipun demikian, Paulus melihat ada potensi yang sama bahayanya yang mengancam kehidupan rohani jemaat Galatia. Mereka sekarang memang tidak lagi menyembah berhala, namun mereka kemudian menjadikan tradisi dan adat istiadat masyarakat Yahudi sebagai hal yang diutamakan bahkan dimutlakkan. Hal ini, bagi Paulus, mengindikasikan bahwa jemaat Galatia kembali kepada pola kehidupan agamawi mereka yang lalu; dan Paulus ingin jemaat Galatia tidak jatuh dalam kesalahan tersebut.
Dari apa yang Rasul Paulus sampaikan, kita belajar mengenai bahaya dari budaya yang secara tanpa sadar dapat menjadi berhala dan belenggu dalam kehidupan seorang Kristen. Budaya, adat dan tradisi sebenarnya adalah bagian dari identitas kita sebagai seorang manusia; meskipun demikian budaya, adat dan tradisi bukanlah firman Allah yang kemudian harus dijadikan sebagai hal yang mutlak dan harus selalu dipenuhi dan dituruti. Ketika seorang Kristen menjadikan kebudayaan, adat dan tradisinya sebagai hal yang mutlak, ia sama saja dengan mensejajarkan budaya, adat dan tradisi tersebut dengan firman Allah.
Dalam sejarah perjumpaan kaum Protestan dan Katholik terjadi perdebatan antara bagaimana kita melihat kaitan antara tradisi dan Alkitab; salah satu kritik kaum Protestan terhadap kaum Katolik adalah kita menolak pandangan kaum Katolik yang mensejajarkan tradisi gereja dengan Firman Allah; bagi kaum Protestan, hanya Alkitab yang memiliki otoritas tertinggi dan tradisi haruslah tunduk pada Alkitab. Meskipun demikian, pada kenyataannya, ada banyak orang Kristen dari kelompok Protestan yang kemudian juga menjadikan tradisi/budaya serta adat kebiasaannya sebagai hal yang mutlak; jika hal ini terjadi, maka kita kemudian jatuh dalam kritik yang kita pernah lontarkan terhadap kaum Katolik.
Kecenderungan kita adalah kita sering bisa menerima Firman Allah yang sejalan dengan kebudayaan, adat dan tradisi kita. Jika dalam satu kasus tertentu, Alkitab bertentangan dengan adat, kebudayaan serta tradisi, kita kemudian cenderung untuk lebih mengutamakan tradisi. Sebagai contoh: dalam banyak kebudayaan, pernikahan dianggap sah ketika pasangan yang menikah melakukan pesta pernikahan; dengan kata lain tanpa pesta pernikahan, walaupun seseorang sudah diberkati dalam gereja Tuhan tetap dipandag belum sah dan belum bisa tinggal bersama dalam satu rumah; pertanyaannya adalah benarkan tradisi yang demikian? jawabannya tentu saja adalah salah sebab yang membuat dua orang dipandang sah dalam pernikahan bukanlah pesta pernikahannya, namun pemberkatan yang dilakukan dihadapan Tuhan, itulah yang menentukan. Oleh karena ada kebudayaan tersebut, akhirnya ada banyak pasangan yang menikah yang harus memaksakan diri mereka untuk mengadakan pesta pernikahan walaupun secara keuangan mereka tidak mampu atau setelah melakukan pesta pernikahan tersebut mereka akhirnya terjerat dengan banyak hutang yang membuat pasangan tersebut menderita.
Bagi orang percaya, Alkitablah yang memiliki otoritas tertinggi dan hanya Alkitab yang harus dimutlakkan; sebaliknya tradisi tidak boleh dimutlakkan; tradisi dapat dipelihara dan dilakukan selama tradisi tersebut masih membangun kehidupan kita; namun jika tradisi tersebut mulai membuat hidup kita susah atau jika tradisi tersebut bertentangan dengan ajaran alkitab; kita harus berani untuk menolaknya atau meninggalkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar