Sabtu, 08 Februari 2014

Antara Ketaatan dan Kekritisan (Galatia 4:13-14)

"Kamu tahu, bahwa aku pertama kali telah memberitakan injil kepadamu oleh karena sakit pada tubuhku. Sungguhpun demikian keadaan tubuhku itu, yang merupakan pencobaan bagimu, namun kamu tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang hina dan yang menjijikan, tetapi kami telah menyambut aku, seperti menyambut seorang malaikat Allah, malahan sama seperti menyambut Yesus Kristus sendiri. Galatia 4:13-14

Paulus mengingatkan jemaat Galatia mengenai pengalaman perjumpaan mereka dengan rasul Paulus. Paulus pada waktu itu harus pergi ke Galatia karena ia menderita satu sakit tertentu. Itu berarti waktu itu Paulus sebenarnya sedang melakukan satu pekerjaan misi tertentu, namun karena sakit ia tidak dapat melanjutkan misinya dan harus sementara tinggal di Galatia. Yang indah adalah hal yang tidak baik tersebut ternyata dipakai Tuhan untuk membuat jemaat Galatia memdapatkan kesempatan mendengarkan berita injil. Inilah indahnya cara Tuhan bekerja dimana hal-hal yang tidak baikpun dapat digunakan Tuhan untuk kebaikan.

Paulus mengingatkan jemaat Galatia bagaimana mereka dulu begitu percaya dengan Paulus. Walaupun sakit yang dialami Paulus seperti membuat banyak orang menjauhi orang yang sakit seperti itu, namun jemaat Galatia tidak bersikap demikian. Kita memang tidak tahu dengan pasti, sakit apa yang Paulus derita, namun sakit tersebut jelas bukan sakit biasa, nakun sakit yang dizamannya dianggap sebagai kehinaan. Meskipun demikian, jemaat Galatia pada waktu itu dapat mengerti dan memahami setiap ajaran dan berita injil yang Paulus sampaikan sehingga mereka tetap percaya pada rasul Paulus dan menerima kehadirannya dengan sangat baik dan dengan penuh rasa hormat. Itulah sebabnya Paulus sampai berkata bahwa mereka menerima Paulus layaknya seorang malaikat bahkan seperti menerima Yesus sendiri.

Paulus berharap supaya rasa percaya yang sama tetap dimliki oleh jemaat Galatia supaya jika saat ini Paulus sampai menegur mereka, itu terjadi karena Paulus begitu mengasihi jemaat Galatia dan tidak mau jemaat ini sampai menjadi tersesat/disesatkan ajaran yang salah. Paulus ingin jemaat Galatia dapat membedakan antara rasul yang benar dan palsu, antara ajaran yang benar dan salah. Rasul Paulus ingin jemaat Galatia percaya kepadanya dan tetap berpegang pada ajaran yang diberikan Tuhan kepada mereka melalui Rasul Paulus.

Dari apa yang Paulus nasehatkan, kita belajar bahwa teguran dari seorang hamba Tuhan yang benar tidaklah pernah dimaksudkan untuk menghancurkan jemaatnya. Hamba Tuhan yang benar pastilah harus berani menegur jemaatnya saat mereka salah; sebaliknya hamba Tuhan yang tidak benar pasti hanya akan menyampaikan hal-hal yang menyenangkan pendengarnya. Itulah sebabnya, jadilah jemaat yang memiliki kerendahan hati dan juga kelembutan hati untuk mendengar teguran dari Firman Tuhan. Kita harus belajar menjadi seseorang yang berkomitmen akan patuh kepada apa yang Tuhan perintahkan selama apa yang diperintahkan itu benar-benar adalah ajaran dari Firman Tuhan. Hal ini berarti, jemaat pun perlu belajar firman Tuhan dengan baik supaya ia bisa membedakan manakahnajaran yang henar dan tidak, supaya ia bukan menjadi orang-orang yang mentaati hamba Tuhannya, namun mentaati firman Tuhan yang disampaikan olehnpara hamba Tuhan. Dengan kata lain, siapapun hamba Tuhannya, jika ia menyampaikan hal yang benar, kita harus belajar untuk taat kepada apa yang diajarkan; sebaliknya seterkenal apapun hamba Tuhannya, jika ia menyampaikan hal yang bukan berasal dari firman Allah, maka kita harus berani untuk tidak gampang menerimanya. Jadilah jemaat yang kokoh dalam ajaran firman Tuhan yang memiliki baik kerendahan hati dan kerelaan hati untuk mau selalau belajar Firman Tuhan maupun memiliki kekristisan/ketajaman iman untuk tidak sembarangan menerima ajaran yang disampaikan oleh seseorang yang menamakan dirinya hamba Tuhan.

Tidak ada komentar: