Rabu, 08 Januari 2014

Ketaatan Seorang Percaya (Galatia 1:15-16)

Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya,  berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia; 
Galatia 1:15-16

Setelah sebelumnya Paulus berbicara mengenai kondisi dirinya yang tanpa harapan dimana walaupun secara identitas sosial ia memiliki banyak kelebihan, namun pada kenyataannya ia sama berdosanya dengan orang lain, sekarang Paulus berbicara mengenai karunia yang ia terima dari Tuhan. Paulus mengatakan bahwa Allah telah memilih dia sejak ia dalam kandungan ibunya dan memanggil dia dengan kasih karunianya; Paulus hendak menegaskan bahwa dalam diri Paulus tidak ada sesuatu yang membuat Tuhan tertarik kepadanya; Tuhan memanggil Paulus bukan setelah Paulus mampu melakukan ini dan itu; namun Tuhan memanggil Paulus sejak Paulus tidak bisa apa-apa dan tidak berdaya, yakni sejak dalam kandungan. Itulah sebabnya, kalaupun Tuhan memanggil dirinya, itu adalah karena kasih karunia/karena anugerah Tuhan.

Paulus juga menegaskan bahwa karunia Tuhan telah membuat Paulus mengenal Anak-Nya yakni Kristus dan membuat dirinya menerima panggilan untuk melayani bangsa-bangsa bukan Yahudi. Paulus sebelumnya tidak percaya kepada Yesus dan tidak bisa menerima Yesus sebagai juru selamat; namun dalam peristiwa pertemuannya secara pribadi dengan Kristus saat ia dalam perjalanan ke Damsyik membuatnya mengenal Kristus dan tentu saja pengalaman ini membawa dia kepada pertobatan. Meskipun demikian, dalam peristiwa ini, Paulus juga menerima panggilan dari Tuhan untuk melayani bangsa-bangsa bukan Yahudi. Panggilan ini tentu saja bukan panggilan yang mudah sebab Paulus dibesarkan dengan budaya yang ekslusive dan dibesarkan dengan sebuah pengalaman melihat betapa berdosanya perilaku hidup orang bukan Yahudi. 

Apakah yang Paulus lakukan saat ia menerima panggilan untuk bertobat dan memberitakan Kristus kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi; Paulus berkata ia tidak meminta pertimbangan manusia; maksudnya Paulus mentaati semua yang Tuhan perintahkan kepadanya. Paulus pasti tahu jika ia melakukan apa yang Tuhan perintahkan, ia akan berhadapan dengan banyak tantangan sebab kebanyakan orang-orang Yahudi tidak menyukai orang-orang bukan Yahudi; itu berarti ia bisa berhadapan dengan permusuhan dari orang-orang sebangsanya. Meskipun demikian, Paulus memilih untuk menaati Tuhan ketimbang mencari jalan aman bagi dirinya sendiri.

Sikap Paulus terhadap Tuhan adalah contoh dari bagaimana seorang Kristen harus bersikap terhadap Tuhan. Tuhan Yesus sendiri mengajarkan bahwa siapa yang mau menjadi pengikut Kristus, ia harus menyangkali diri, pikul salib dan meneladani jejak langkah Kristus. Menyangkali diri artinya memilih untuk menaati Tuhan dan menolak untuk mencari aman bagi diri sendiri; memikul salib artinya rela untuk menderita dan bayar harga saat hidup bagi Tuhan; kita pun harus belajar hidup seperti Yesus, tidak ikut arus dunia namun berani melawan dunia. Hidup seperti ini tentu saja tidak mudah karena kita bisa berhadapan bukan saja dengan cemoohan namun juga berhadapan dengan permusuhan; namun ingat, kita tidak dipanggil untuk untuk hidup bagi diri kita sendiri dan mencari keamanan serta kenyamanan diri kita sendiri; kita dipanggil untuk hidup bagi Tuhan; itulah sebabnya jika untuk Tuhan kita harus kehilangan banyak hal, termasuk kenyamanan hidup kita dan persahabatan kita dengan orang-orang dalam dunia ini, relakah kita? Mana yang akan kita pilih saat kita berhadapan dengan pilihan antara Tuhan dan "diri kita sendiri." 

Tidak ada komentar: