Kamis, 09 Januari 2014

Kataatan Pada Panggilan (Galatia 1:17)

"... Juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik." Galatia 1:17

Apakah yang Paulus lakukan setelah ia menerima pertobatan dan panggilan dari Tuhan untum memberitakan injil kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi? Maka Paulus berkata ia tidak pergi ke Yerusalem untuk mencari murid-murid Tuhan yang sudah menjadi rasul duluan; apa maksud Paulus dengan perkataan ini? Paulus ingin mengatakan bahwa saat ia menerima tugas dari Tuhan, ia tidak perlu pengakuan dari manusia atas penugasannya sebab tugasnya datang langsung dari Kristus. Itulah sebabnya hal pertama yang Paulus lakukan setelah menerima penugasan dari Kristus adalah mencari tempat kemana ia harus memberitakan injil, dan Tuhan memimpin dia untuk memberitakan injil ke tanah Arab. Yang di maksudkan dengan tanah Arab di sini sepertinya menunjuk pada wilayah Damaskus utara dimana ada banyak orang bukan Yahudi tinggal di sana; namun untuk apakah Paulus pergi ke sana? Tentu saja untuk memberitakan injil kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi.

Apa yang kita lihat dari Paulus memperlihatkan mengenai ketaatan yang total dari seorang Kristen; ketaatan yang seperti ini patut kita contoh. Ada banyak orang yang saat menerima panggilan Tuhan, mereka sering kali menolaknya dengan alasan ia tidak bisa melakukan ini dan itu. Para nabi dalam Perjanjian Lama pun ada juga yang berlaku seperti itu, misalnya saja Musa. Namun, Paulus berbeda; saat ia menerima panggilan untuk memberitakan injil kepada bangsa bukan Yahudi, ia taat kepada Tuhan walaupun tugas dan misi pelayanan tersebut begitu sukar dan secara "daging" tidak menyenangkan.

Kita harus belajar dari Paulus untuk melayani Tuhan dengan ketaatan dan bukan dengan "minta banyak pengecualian" atau "persyaratan." Ada kalanya kita menggunakan berbagai alasan yang sebenarnya dibuat-buat untuk menolak permintaan gereja kepada kita untuk melayani dalam bidang tertentu. Tentu ada alasan-alasan tertentu yang memang bisa dipertanggung jawabkan, namun ada kalanya kita menolak panggilan untuk melayani karena kita terlalu mementingkan diri sendiri. Kita mesti belajar dari Paulus dan melihat pelayanan sebagai hal yang indah dan bukan sebagai beban. Karena pelayanan adalah hal yang indah, maka saat kita melakukannya, kita harus melakukannya dengan penuh suka cita dan ucapan syukur. Jika sampai sekarang, kita belum terlibat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan, cobalah untuk terlibat dengan pelayanan; anda bisa memulainya dengan bertanya kepada pendeta anda mengenai hal apa yang anda dapat lakukan bagi gereja anda. Ingat bahwa melayani Tuhan adalah hal yang indah.

Tidak ada komentar: