Menurut kelahiran kami adalah orang Yahudi dan bukan orang berdosa dari bangsa-bangsa lain. Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.
Galatia 2:15-16
Perkataan "menurut kelahiran kami adalah orang Yahudi dan bukan orang berdosa dari bangsa-bangsa lain" merupakan sebuah pemahaman dari orang-orang Yahudi dalam memandang identitas diri mereka yang kemudian dikutip oleh Paulus. Meskipun demikian, Paulus menegaskan bahwa orang-orang percaya di Galatia seharusnya sudah mengerti bahwa cara pandangan yang demikian adalah salah sebab tidak ada seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat. Dalam dua ayat di atas, Rasul Paulus berbicara tiga kali bahwa tidak ada seorang yang dibenarkan karena melakukan tuntutan hukum Taurat; melakukan hukum adalah ciri atau karakter dari kehidupan orang Yahudi; mereka menganggap diri mereka bukan orang berdosa seperti halnya bangsa bukan Yahudi, karena mereka meyakini telah memenuhi tuntutan hukum; meskipun demikian, Paulus menegaskan bahwa manusia tidak pernah bisa menjadi orang benar karena ketaatannya pada tuntutan hukum; seseorang hanya bisa jadi orang benar dimata Tuhan, hanya karena karya yang dikerjakan Kristus yang diterima oleh orang percaya dengan iman. Inilah alasan utama mengapa Paulus kemudian juga percaya kepada Kristus sebab ia sudah mengalami bahwa manusia tidak dapat dibenarkan sekedar karena identitasnya sebagai orang Yahudi dan juga sekedar karena ketaatannya dalam memelihara tradisi dan ajaran hukum walaupun hal tersebut dilakukan dengan seketat mungkin.
Berita injil yang Paulus sampaikan mengingatkan kita bahwa pembenaran adalah buah dari karya Kristus bagi kita. Apakah itu pembenaran? Pembenaran terkait terutama dengan status baru kita dimata Tuhan sebagai orang benar; status ini bersumber dari kebenaran Kristus yang diberikan/dikenakan kepada kita sehingga saat Tuhan melihat kita, Ia tidak lagi melihat kita sebagai orang berdosa namun sebagai orang benar sebab saat seseorang percaya kepada Kristus, maka kebenaran Kristus dikenakan (dipakaikan) kepada kita. Pembenaran ini adalah karya dari Tuhan, artinya kita tidak bisa mengusahakan dan mendapatkan pembenaran dengan usaha kita sendiri, dan diberikan kepada setiap orang yang percaya kepada Kristus. Inilah kabar baik nan indah dari Allah bagi kita.
Jadi, walaupun selama kita dalam dunia ini kita masih hidup dalam kelemahan (tidak sempurna), namun dimata Tuhan, kita tetaplah orang-orang benar; kita menjadi orang-orang yang dimata Tuhan benar sebab Kristus telah memberikan kepada kita apa yang dibutuhkan supaya kita dapat menjadi orang benar dimata Tuhan, yakni kebenaran Kristus. Tentu hal ini tidak berarti orang-orang yang percaya kepada Kristus boleh tetap tinggal/hidup dalam dosa, sebab pembenaran yang diterima orang percaya akan membawa dampak pada kehidupan etis orang tersebut; orang yang dibenarkan cepat atau lambat akan hidup dalam kebenaran; mengapa demikian? Sebab pembenaran bukan satu-satunya karya Tuhan dalam hidup kita; pada saat Tuhan mengaruniakan pembenaran kepada kita, pada saat yang sama Tuhan juga mengaruniakan proses pengudusan; artinya, saat seseorang menerima pembenaran, ia bukan hanya menerima status yang baru, namun ia juga menerima proses pembaharuan hidup.
Saya teringat dengan seorang ibu yang memiliki latar belakang seorang peramal yang terbiasa berinteraksi dengan dunia okultisme. Ibu ini kemudian percaya kepada Kristus dan meninggalkan pekerjaannya sebagai peramal. Ibu ini bercerita bahwa sejak ia berhenti jadi peramal, hidupnya jadi sangat susah; sebelumnya ia begitu mudah untuk mendapatkan uang, namun setelah percaya Kristus semua yang dia dapatkan dari hasil meramal mulai hilang sampai akhirnya ia tidak punya apa-apa. Saat ia dalam proses kehilangan segala sesuatu, ia sangat bergumul dan bertanya-tanya apakah ia sebaiknya kembali kepada kehidupannya yang lalu? Yang indah adalah Tuhan kuatkan ibu ini sehingga ia tetap memilih untuk percaya kepada Tuhan dan hidup pas-pasan dari pada kembali ke masa lalu hidupnya. Ini adalah contoh nyata dari seorang yang mengalami karya pembenaran Tuhan; ia bukan saja menerima status yang baru sebagai anak Tuhan, namun ia pun memperoleh kekuatan dalam proses pembaharuan hidupnya untuk menjadi orang yang tidak hidup bergantung pada uang namun pada Tuhan.
Ingatlah bahwa Tuhan memberikan kepada kita bukan saja status yang baru sebagai orang-orang benar, namun ia juga memberikan kepada kita kekuatan untuk dapat menjadi orang yang hidupnya benar. Terpujilah Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar