Senin, 20 Januari 2014

Berani Melawan Tradisi (Galatia 2:18-19)

Karena, jikalau aku membangun kembali apa yang telah kurombak, aku menyatakan diriku sebagai pelanggar hukum Taurat.  Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus. Galatia 2:18-19 

Hal pertama yang harus kita pahami untuk mengerti maksud Paulus adalah mengartikan terlebih dahulu istilah hukum Taurat yang Paulus sebutkan di atas. Istlah hukum Taurat yang Paulus gunakan dalam bagian ini bukan menunjuk pada hukum Taurat dalam kaitannya dengan hal-hal moral namun dalam kaitannya dengan hukum identitas yang memisahkan Yahudi dan bukan Yahudi; bagi Paulus hukum identitas yang memisahkan Yahudi dan bukan Yahudi sudah ditiadakan oleh karena dalam Kristus semua oleh telah dijadikan umat Allah dijadikannya satu tanpa membedakan identitas kesukuan mereka. Itulah sebabnya jika Paulus kembali mengikuti tuntutan orang-orang Yahudi Kristen untuk menjadikan orang Kristen bukan Yahudi menjadi Yahudi supaya dapat diterima sepenuhnya sebagai umat Allah, maka Paulus berarti membangun kembali apa yang dia rombak, dan hal ini menunjukkan bahwa Paulus mengakui bahwa hukum yang memisahkan Yahudi dan bukan Yahudi sebagai hal yang benar, dan itu berarti Paulus telah melanggar hukum Tuhan. Inilah alasannya mengapa Paulus tidak mau mundur sedikitpun dan mengikuti tuntutan dari orang-orang Kristen Yahudi untuk meyahudikan orang Kristen bukan Yahudi; Paulus tahu benar bahwa hukum identitas yang selama ini dipertahankan oleh orang-orang Yahudi sudah ditiadakan.

Paulus juga menegaskan bahwa ia tidak bisa hidup untuk Allah, artinya melayani Allah, jika ia tetap harus memelihara hukum identitas; mengapa demikian? sebab Paulus tahu benar bahwa Allah menyelamatkan manusia dan menjadikan manusia sebagai umat-Nya bukan karena identitas keyahudian, dan Paulus pun dipanggil Tuhan untuk melayani orang-orang bukan Yahudi bukan supaya mereka diyahudikan, namun supaya mereka percaya kepada Kristus dan menjadi umat Allah. Paulus menegaskan bahwa saat ia percaya kepada Kristus (disalibkan dengan Kristus), ia telah menjadi miliknya Kristus; hal ini berarti Paulus tidak lagi hidup dibawah hukum identitas (tidak lagi hidup untuk melayani hukum identitas). Paulus menggambarkan kondisi dirinya sebelum bertobat sebagai orang yang hidup "melalui hukum dan bagi hukum," dan kehidupan Paulus di masa lalu tersebut dimana dia memperjuangkan mati-matian hukum identitas ternyata malah membawa dia kepada pemberontakan terhadap Tuhan. Itulah sebabnya Paulus perlu mati dari "hidup melalui hukum dan bagi hukum" supaya ia dapat melayani Tuhan dengan benar; dan hal itulah yang Paulus lakukan, dimana ia membuang apa yang dia pegang mati-matian di masa lalu yakni hukum identitas, supaya ia dapat membuka dirinya terhadap bangsa bukan Yahudi dan melayani Tuhan dengan benar.

Dari apa yang Paulus tuliskan, kita belajar bahwa kita perlu berani untuk membuang apa yang selama ini menjadi bagian diri kita jika hal tersebut tidak sesuai dengan kebenaran Tuhan. Setiap orang hidup dan bertumbuh dalam budaya dan tradisi kita masing-masing yang unik; meskipun demikian tidak semua tradisi yang menjadi bagian dari identitas diri kita adalah benar/sesuai dengan kebenaran Tuhan. Persoalannya adalah apakah saat tradisi yang melekat dalam diri kita dan keluarga kita bertabrakan dengan kebenaran Tuhan, kita akan memilih untuk berpegang kepada kebenaran Tuhan ataukah malah tetap memilih tradisi yang sudah menjadi bagian dari diri kita dan keluarga kita. Kenyataannya adalah ada banyak orang Kristen yang akan mentaati perintah Tuhan jika perintah tersebut sejalan dengan tradisi yang kita miliki; namun jika perintah Tuhan itu tidak sejalan dengan apa yang tradisi kita miliki, kita kemudian memilih tradisi walaupun hal tersebut berlawanan dengan kebenaran Tuhan. Jika kita memiliki sikap yang demikian; ini menunjukkan kita belum benar-benar hidup bagi Tuhan; kita harus ingat dengan apa yang Tuhan Yesus ajarkan bahwa untuk menjadi pengikut Tuhan, kita harus rela meninggalkan segala sesuatu (termasuk dalamnya segala tradisi yang bertentangan dengan kebenaran Tuhan) untuk hidup semata-mata bagi Tuhan. Jadi, untuk menjadi seorang pengikut Kristus, kita tidak bisa ambil jalan aman dan posisi yang toleran terhadap hal-hal yang bertentangan dengan kebenaran Tuhan (termasuk tradisi kita).  


Tidak ada komentar: