Selasa, 21 Januari 2014

Hidup Yang Dimiliki Tuhan (Galatia 2:20)

... namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. Galatia 2:20

Paulus tahu benar bahwa hidup yang dia sekarang miliki adalah milik dari Tuhan. Kehidupan seseorang sebelum/diluar Tuhan adalah hidup dalam perbudakan dosa; hal ini berarti dosa menguasai dan menjadi tuan dari seseorang yang hidup diluar Kristus. Satu-satunya cara supaya seorang budak bisa dibebaskan adalah jika ada seseorang yang mau membeli budak tersebut. Yesus mati menyerahkan dirinya menjadi tebusan bagi kita, supaya kita yang beriman kepada Kristus dilepaskan dari kuasa dosa dan kemudian dijadikan milik Tuhan. Inilah alasannya mengapa Paulus berkata bahwa hidup yang dia jalani sekarang adalah hidup bagi Kristus; dia bukan hidup bagi dirinya sendiri, namun Kristuslah yang hidup dalam diri Paulus.

Paulus mengajarkan sebuah kebenaran yang sangat penting bagi orang-orang Kristen mengenai konsekuensi dari orang-orang yang ditebus oleh Kristus. Ada banyak orang Kristen yang memandang karya penebusan Kristus secara tidak lengkap, dimana kita cenderung berhenti untuk menghayati karya penebusan Kristus pada pemikiran bahwa Yesus telah melepaskan kita dari perbudakan dosa. Aspek kelepasan dari perbudakan dosa memang aspek penting dalam karya penebusan Kristus, namun ada aspek lainnya yang juga tidak kalah penting dari karya penebusan Kristus, yakni kita dibebaskan dari perbudakan dosa supaya kita menjadi milik Allah dan supaya kita melayani Allah. Aspek kedua ini penting sebab aspek ini menegaskan kepada kita tujuan dari karya penebusan Kristus; kita dibebaskan dari dosa bukan supaya kita menjadi orang-orang yang kemudian hidup sebebas-bebasnya bagi diri kita sendiri, namun untuk hidup bagi Allah dan melayani Dia.

Mungkin kita berpikir, jika demikian tidak ada bedanya antara sebelum percaya Yesus dan sesudah percara Yesus; jika sebelum percaya Yesus kita diperbudak dosa, namun setelah percaya Yesus, kita diperbudak Allah. Pemikiran seperti ini adalah salah dan jahat; kita harus tahu bahwa hidup bagi Tuhan dan melayani Tuhan bukanlah sebuah perbudakan, namun kunci kepada sebuah kehidupan yang sesuai dengan tujuan penciptaan diri kita; kita dicipta Tuhan sebagai mahluk yang ada dan hidup untuk memuliakan Tuhan; saat manusia tidak lagi mau hidup sesuai dengan tujuan penciptaannya, maka kita menjadi orang-orang yang hidupnya tidak bahagia, yang dipenuhi dengan kekosongan dan kehampaan. Sebaliknya, saat kita dikembalikan untuk hidup bagi Tuhan dan melayani Tuhan, maka hidup kita dibuat Tuhan jadi kembali bermakna, dipenuhi sukacita dan damai sejahtera.

Jadi, kita tidak boleh lupa bahwa kita, orang yang sudah ada dalam Tuhan, adalah orang-orang yang menjadi milik kepunyaan Tuhan. Kita ada dan hidup adalah untuk melayani Tuhan melalui panggilan kita masing-masing. Paulus mengajarkan kita bahwa melayani Tuhan itu tidak selalu harus dilakukan dalam konteks gereja; apapun juga yang kita lakukan (baik itu berperan sebagai guru, orang tua, pekerja, belajar, dst), jika kita melakukannya untuk Tuhan, maka itu sudah merupakan sebuah pelayanan dan sebuah ibadah kepada Tuhan. 

Tidak ada komentar: