Jumat, 24 Januari 2014

Jangan Punya Standard Ganda (Galatia 3:5-6)

Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?  Sia-siakah semua yang telah kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia!  Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil? Galatia 3:5-6

Paulus menggambarkan keyahudian yang dulu dibanggakannya dengan istilah "daging." Istilah ini digunakan Paulus untuk memperlihatkan bahwa keyahudian yang dulu begitu dibanggakannya tidaklah memberikan kontribusi apa-apa dalam membawa seseorang kepada keselamatan. Itulah sebabnya Paulus menegur jemaat Galatia sebagai orang bodoh jika mereka hendak mencari apa yang Paulus sebut dengan "daging" (status sebagai orang Yahudi). Paulus mengingatkan mereka bahwa tanpa menjadi orang Yahudi pun Tuhan sudah memberikan kepada mereka Roh Kudus, dan Tuhan bahkan melakukan berbagai mukzisat ditengah-tengah jemaat Galatia; itulah sebabnya sungguh sangat mengherankan jika jemaat Galatia percaya dengan pemberitaan/ajaran dari guru-guru palsu yang mengatakan bahwa mereka belum menjadi umat Allah sepenuhnya.

Kondisi jemaat Galatia yang sungguh aneh, dimana mereka hendak kembali mengejar apa yang sebenarnya tidak dapat menyelamatkan mereka, ternyata bisa juga terjadi dengan orang-orang Kristen di zaman sekarang. Kita semua tahu bahwa kita hanya menjadi umat Allah dan menerima Roh Kudus hanya karena anugerah Allah yang kita terima dengan iman; tidak ada sesuatu pun yang bisa kita tambahkan untuk membuat kita dibenarkan dan masuk dalam komunitas umat Tuhan (gereja); meskipun demikian, pada faktanya kita sering kali membuat "standard-satandard tertentu" dalam gereja kita dalam menentukan siapa orang-orang yang boleh menjadi bagian dalam gereja kita atau boleh terlibat dalam pelayanan di gereja kita.

Saya pernah melihat ada seorang pemudi yang memiliki latar belakang hidup tidak baik, yang tidak dapat melayani sebagai guru sekolah minggu, walaupun ia sudah percaya Tuhan dan dipersiapkan dalam pelayanan SM; alasan dari beberapa jemaat dan pengurus gereja sewaktu menolak pemudi ini adalah sebab latar belakang hidupnya yang jelek membuat banyak orang tua murid keberatan anak-anaknya diajar oleh pemudi ini. Bukankah secara tidak langsung beberapa orang tua dan jemaat dalam gereja tersebut membuat sebuah "standard ukuran" dimana orang yang boleh menjadi anggota jemaat dan pelayan di gereja tersebut adalah orang yang tidak memiliki latar belakang hidup yang jelek; apakah orang tersebut sudah bertobat dan percaya Kristus, bagi beberapa jemaat tersebut tidak cukup untuk membuat mereka bisa menerima pemudi tersebut sebagai umat Tuhan yang seperti halnya dengan jemaat yang lain boleh terlibat dalam berbagai pelayanan yang ada.

Jika kita benar-benar memahami bahwa tidak ada sesuatupun yang bisa kita tambahkan untuk diselamatkan dan menjadi umat Tuhan; maka sudah seharusnya kita memberlakukan prinsip yang sama dalam menerima orang-orang yang hadir dalam gereja (rumah Tuhan). Jika Tuhan tidak memperhitungkan dan mempermasalahkan latar belakang seseorang saat ia diterima sebagai umat Tuhan, demikianlah kita harus berlaku bagi setiap sesama kita yang lain. Mari kita mengasihi semua orang dalam rumah Tuhan berdasarkan kasih Kristus.

Tidak ada komentar: