Sabtu, 28 Desember 2013

Respons Terhadap Penderitaan (Yakobus 5:13)

"Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi! " Yakobus 5:13

Yakobus sedang melayani jemaat yang mengalami penderitaan karena imannya; jika sebelumnya ia menasehatkan supaya saat mengalami penderitaan jemaat tidak boleh mengeluh/menggerutu serta saling menyalahkan, maka sekarang Yakobus menasehati supaya jemaat menjadi kehidupan doa yang disertai pujian serta ucapan syukur sebagai bagian dari respons mereka terhadap penderitaan. Doa adalah bentuk dari penyerahan diri seseorang kepada Tuhan, sedangkan nyanyian adalah bentuk ucapan syukur seorang kepada Tuhan. Saat seorang Kristen mengalami pergumulan dan kesukaran, maka respons yang harusnya muncul adalah berserah dalam doa, dan sebaliknya saat seorang Kristen melihat orang lain mengalami kesukaan, maka respons yang seharusnya muncul adalah ucapan syukur atas keberhasilan atau hal yang baik yang orang tersebut alami. Jadi, seorang Kristen tidak seharusnya iri hati dan marah saat orang lain hidupnya tidak semenderita kita.

Apa yang Yakobus ajarkan menyiratkan sebuah prinsip kebenaran mengenai pentingnya seorang Kristen memiliki sikap/respons yang benar terhadap kondisi diri sendiri dan orang lain. Ada kalanya kita berpikir bahwa jika saya menderita maka orang lain haruslah mengalami hal yang sama, akibatnya saat kita melihat orang lain tidak mengalami hal yang sama dengan kita, kita menjadi marah kepada Tuhan dan menganggap Tuhan itu tidak adil. Ini adalah respons yang salah; kita harus bersyukur untuk keberhasilan orang lain walaupun kita tidak berhasil seperti orang tersebut; mengapa demikian? apakah hal seperti ini tidak menunjukkan bahwa kita ini bodoh? Jika kita hidup dalam semangat kompetisi, kita pasti tidak akan senang dengan keadaan orang lain yang lebih baik dari kita; namun kita tidak hidup dalam semangat kompetisi namun dalam kasih, dan kasih membuat kita mampu bersukacita dan bersyukur dengan keberhasilan orang lain. Kita tidak akan dapat memiliki kualitas hidup yang seperti ini jika kita masih menjadi orang yang hidupnya berpusat pada dirinya sendiri alias menjadi orang yang "self center."

Apakah saat ini kita sedang mengalami kesukaran, tekanan ataupun penderitaan? jika kita sedang mengalami hal-hal tersebut, kita perlu datang kepada Tuhan atau berdoa kepadanya; namun, kita harus ingat bahwa doa bukanlah sarana yang kita dapat gunakan untuk memaksakan kehendak kita kepada Tuhan; doa adalah bentuk penyerahan diri kita kepada Tuhan, dengan kata lain, doa adalah bentuk iman kita kepada Tuhan. Saat kita berdoa dan menyerahkan hidup kita kepada Tuhan, belajarlah untuk mempercayai Tuhan dan mulailah dengan mengucap syukur juga kepada Tuhan. Iman membuat kita melihat jauh kedepan melampoi apa yang sekarang ini ada di depan mata. Walaupun apa yang didepan mata kelihatannya tidak menjanjikan, namun percayalah bahwa Tuhan selalu mengerjakan hal yang baik dalam kehidupan kita; segala kesukaran, tekanan dan penderitaan diijinkan Tuhan untuk menghasilkan ketekunan dalam diri kita.

Jika saat ini kita tidak sedang dalam keadaan menderita atau dalam tekanan, maka bersyukurlah selalu pada Tuhan dan ingatlah orang-orang yang saat ini sedang dalam tekanan atau penderitaan. Apakah yang bisa kita lakukan? Ada banyak hal yang bisa kita lakukan, salah satunya adalah mendoakan mereka dan meminta kepada Tuhan supaya Ia memberikan kekuatan kepada orang-orang yang kita tahu sedang dalam kesukaran, tekanan dan penderitaan. Kita tidak akan mungkin bisa menjadi orang yang memperhatikan orang lain, jika mata kita hanya tertuju pada diri sendiri atau menjadi orang yang "self center." 

Kunci dari sikap yang benar adalah perubahan dari "self center" menjadi "God center." Kita akan memiliki sikap yang berubah baik terhadap kondisi diri sendiri maupun dalam melihat orang lain, jika Tuhan menjadi pusat hidup kita. Apakah Tuhan yang menjadi pusat hidup kita?

Tidak ada komentar: