Jumat, 27 Desember 2013

Dibalik Sumpah (Yakobus 5:12)

Tetapi yang terutama, saudara-saudara, janganlah kamu bersumpah demi sorga maupun demi bumi atau demi sesuatu yang lain. Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman. Yakobus 5:12

Sebelumnya Yakobus membahas mengenai pentingnya seorang Kristen untuk bersabar dan tekun dalam menjalani penderitaan, dan disisi yang lain pentingnya orang Kristen untuk tidak bersungut-sungut dan saling menyalahkan. Dengan kata lain, Yakobus meminta supaya orang-orang Kristen menjaga lidahnya bahkan saat mereka dalam kesukaran. Kali ini Yakobus mengingatkan supaya orang-orang Kristen tetap menjadi seorang yang dapat dipercaya walaupun mereka sedang hidup dalam kesukaran. Nasehat supaya orang Kristen tidak bersumpah demi sorga ataupun bumi diberikan bukan untuk melarang orang-orang Kristen untuk melakukan sumpah saat mereka dilantik untuk satu jabatan tertentu, namun nasehat tersebut diberikan untuk menegaskan bahwa orang-orang Kristen hendaknya menjadi orang yang dapat dipercaya sehingga mereka tidak perlu untuk melakukan sumpah demi membuat orang lain mempercayai omongan mereka.

Perkataan Yakobus jelas menggemakan apa yang Tuhan Yesus ajarkan bahwa jawaban atau perkataan seseorang hendaknya bisa dipercayai (lih Mat. 5:37). Tuhan Yesus mengajarkan hal yang sama bahwa kita tidak sepatutnya bersumpah demi apapun sebab sumpah pada dasarnya mempertaruhkan sesuatu sebagai jaminan atas kebenaran omongan kita, mengapa demikian? sebab manusia pada dasarnya tidak memiliki segala sesuatu, segala yang manusia miliki adalah milik Tuhan. Itulah sebabnya kita tidak dapat bersumpah demi sorga sebab sorga bukanlah milik kita; demikian juga demi kepala kita sebab kepala kitapun bukanlah milik kita.

Tuntutan sumpah muncul oleh karena kualiitas dan integritas manusia mengalami kemunduran atau kemerosotan; jika masyarakat atau komunitas hidup dapat kondisi dipercayai, maka sumpah tidaklah diperlukan. Itulah sebabnya dalam kondisi masyarakat/komunitas yang bokbrok, tuntutan sumpah tidak akan menolong seban sumpah yang diucapkan akan dengan mudah dilanggar. Itulah sebabnya yang dibutuhkan bukanlah tuntutan sumpah, namun perbaikan kualitas kemanusiaan kita. Itulah yang menyebabkan baik Yesus maupun Yakobus menegaskan bahwa orang-orang Kristen perlu menjadi teladan dalam masyarakat bahwa mereka adalah orang-orang yang dapat dipercayai; perkataan orang-orang Kristen adalah ya dan tidak, artinya tegas dengan apa yang benar dan tidak. 

Bohong adalah salah satu dosa yang paling banyak dilakukan oleh manusia sehingga dosa tersebut dianggap biasa. Meskipun demikian Alkitab menegaskan bahwa bohong akan membawa manusia pada penghukuman dan bohong merupakan dosa yang serius. Itulah sebabnya orang Kristen perlu untuk mulai belajar berkata jujur. Namun dari mana mulainya? Kita harus mengerti bahwa pembaharuan perkataan datang dari pembaharuan pikiran; apa yang keluar dari mulut kita adalah cerminan dari apa yang kita masukkan dalam pikiran kita. Jadi, kualitas omongan kita berbanding lurus dengan kualitas dari isi pikiran kita; pertanyaannya adalah apa yang paling banyak kita masukkan dalam pikiran kita? Jika kita terus menerus memasukkan kebenaran Firman Tuhan dalam pikiran kita, maka cepat atau lambat kebenaran Firman Tuhan itu akan mempengaruhi mulut kita juga.

Tidak ada komentar: