Kamis, 26 Desember 2013

Kesabaran dan Ketekunan saat dalam Tekanan (Yakobus 5:10-11)

"Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan.  Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan." Yakobus 5:10-11

Jika sebelumnya Yakobus menasehatkan supaya jemaat Kristen yang mengalami penderitaan supaya bersabar, maka dalam ayat 10-11, Yakobus meminta jemaat untuk belajar dari para nabi. Para nabi adalah orang-orang yang menerima panggilan yang penting dimana mereka menjadi juru bicaranya Tuhan; meskipun demikian mereka tetap harus mengalami kesukaran bahkan penderitaan. Saat mereka mengalami kesukaran dan penderitaan, mereka telah memberikan teladan yang indah yakni mereka bertekun dan bersabar dalam menjalani kesukaran hidup mereka. Para nabi menolak untuk menyerah saat berhadapan dengan tekanan-tekanan hidup mereka; itulah yang menyebabkan mereka disebut berbahagia.

Salah satu contoh yang bisa kita lihat adalah Ayub, dimana ia mengalami penderitaan yang luar biasa. Mungkin jarang ada orang yang mengalami penderitaan seperti Ayub, dimana ia kehilangan segala sesuatu termasuk istri dan kekuatan tubuhnya; namun, saat ia dalam keadaan yang demikian, Ayub tidak menyerah ataupun mempersalahkan Tuhan; dan pada akhirnya Ayub dipulihkan oleh Tuhan. Kita harus tahu bahwa Tuhan itu maha penyayang dan penuh belas kasihan; Ia tidak mungkin melakukan sesuatu dengan tujuan buruk misalnya saja untuk menghancurkan hidup kita. Itulah sebabnya, jika Tuhan mengijinkan kita untuk mengalami kesukaran dan penderitaan saat kita mengikut Tuhan, itu semua mesti ada tujuannya dan tujuannya pasti adalah untuk kebaikan kita juga.

Untuk dapat menerima bahwa apa yang Tuhan ijinkan selalu untuk kebaikan dibutuhkan yang namanya iman. Iman membuat kita berani mempercayakan hidup kita pada Tuhan; iman juga membuat kita melihat melampoi apa yang ada didepan mata. Sama seperti jika kita hendak melakukan sebuah perjalanan dengan seorang sopir dengan mengunakan sebuah jalur yang kita tidak pernah lewati; saat kita melewati jalan-jalan yang asing dan tidak meyakinkan, kita bisa menjadi ragu dengan sopir yang membawa kita; namun jika kita percaya dengan sopir tersebut, walaupun jalan yang dilewati itu sepertinya tidak meyakinkan, tetapi kita tetap menjalaninya sebab kita percaya dengan sopir kita. Seperti itulah iman; iman membuat kita mempercayai Tuhan melampoi apa yang kita bisa lihat dari mata kita.

Iman seperti itu adalah pemberiaan Tuhan; manuisa tidak bisa menghasilkan iman dari dirinya sendiri. Itulah sebabnya Tuhan mengaruniakan kepada kita kelahiran baru supaya kita dapat memiliki iman yang sejati. Dan iman yang sejati akan bertumbuh melalui pendengaran akan firman Tuhan dan pengalaman hidup setiap hari. Pengalaman hidup saat menghadapi kesukaran, tekanan dan penderitaan merupakan sebuah latihan rohani yang membuat iman kita bertumbuh. Itulah sebabnya saat kita alami kesukaran, jangan buru-buru mengatakan bahwa Tuhan tidak mengasihi saya, sebab Tuhan pasti akan menguji iman kita dan kesulitan serta kesukaran adalah sarananya.

Tidak ada komentar: