Senin, 09 Desember 2013

Bahaya Menghakimi Orang Lain (Yakobus 4:11-12)

"Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; jika engkau menghakimi hukum maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya. Hanya ada satu pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa untuk menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?

Yakobus mengingatkan pembacanya supaya mereka tidak menghakimi sesama manusia. Apakah yang dimakduskan dengan menghakimi oleh Yakobus? Istilah menghakimi berarti menjadi seperti seorang hakim dalam menilai seseorang sebagai orang benar dan salah; Yakobus menegaskan yang berhak untuk menilai dan menghukum seseorang adakah Tuhan; manusia tidak berhak melakukan apa yang menjadi kewenangan Tuhan. Itulah sebabnya jika seseorang menghakimi orang lain, ia menempatkan dirinya diatas hukum Tuhan dan menempatkan dirinya sebagai Tuhan. Di sisi yang lain penilaian yang salah juga pada dasarnya merupakan sebuah fitnah, itulah sebabnya Yakobus mengaitkan peringatan jangan saling memfitnah dengan perintah jangan menghakimi.

Orang yang suka menghakimi orang lain pada dasarnya adalah orang yang merasa dirinya lebih benar dari orang lain. Sikap ini merupakan sebuah kesombongan yang dibenci Tuhan (bdk. Ay. 6). Sikap merasa diri benar juga membuat seseorang tidak mampu melihat kelemahan diri sendiri. Itulah sebabnya kerendahan hati mutlak dibutuhkan, bukan saja untuk membangun hubungan yang benar dengan Tuhan, namun juga untuk membangun hubungan yang benar dengan sesama.

Sikap tidak menghakimi orang lain disisi yang lain merupakan bentuk dari penyerahan diri seseorang kepada Tuhan. Dari pada kita terus menerus dikuasai kebenciaan karena melihat orang-orang yang melakukan hal-hal yang jahat baik kepada kita ataupun kepada orang lain, maka lebih baik jika kita menyerahkan penghakiman kepada Tuhan sendiri. Biarlah Tuhan yang akan menegakkan keadilan dan kebenaran.

Kita perlu berhati-hati dan jangan pernah menghakimi orang lain sebab penilaian kita sangatlah terbatas dan bisa salah. Kira harus memperhitungkan bahwa kesalahan kita dalam menilai seseorang bisa merusak hidup orang lain dan masa depannya. Jangan lupa setiap perkataan salah yang keluar dari mulut kita tidak pernah bisa ditarik lagi; itulah sebabnya sekali kita salah menilai orang lain dan hal tersebut membuat orang lain turut salah menilai orang tersebut, maka sulit sekali bagi kita untuk memperbaiki danpak kerusakan yang orang lain alami gara-gara kita salah berbicara/menilai orang lain. Sebelum hal tersebut terjadi dalam diri kita, kita sebaiknya melatih diri kita sendiri supaya tidak gampang menilai dan menghakimi orang lain.


Tidak ada komentar: