Jumat, 15 November 2013

Tanggung Jawab Guru (Yakobus 3:1)

Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat. Yakobus 3:1

Nasehat Yakobus sungguh menarik untuk kita pikirkan; ia mengatakan bahwa jangan banyak orang diantara jemaat mau menjadi guru. Tentu yang dimaksudkan dengan guru oleh Yakobus bukanlah guru dalam pengertian umum, namun guru dalam pengertian khusus, yakni orang-orang yang hadir sebagai pemberi nasehat, pengarah dan sumber pembelajaran bagi orang-orang muda. Yakobus memberikan nasehat demikian sebab menurutnya, seorang guru akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat. Mengapa seorang guru akan dihakimi dengan lebih berat? Sebab ia memiliki tanggung jawab yang lebih besar dari pada orang lain.

Yakobus tidak mengatakan bahwa tidak perlu ada guru dalam komunitas Kristen; kehadiran mereka sangatlah penting, namun seorang guru pada dasarnya merupakan sebuah panggilan; jika seseorang tidak dipanggil sebagai seorang guru hendaknya ia jangan memaksakan dirinya untuk menjadi “guru” dalam kehidupan umat Tuhan. Sebaliknya jika seseorang dipanggil menjadi seorang guru, maka ia hendaknya menjalankan panggilannya dengan penuh tanggung jawab sebab satu kali Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban atas apa yang dia ajarkan dan lakukan.

Nasehat Yakobus mengingatkan kita akan perlunya kita mendoakan atau mendukung pelayanan orang-orang yang hadir dalam gereja sebagai seorang guru. Dalam gereja ada pendeta atau penginjil yang berperan sebagai pengajar; memang tidak semua pendeta/penginjil memiliki panggilan untuk mengajar; sebagian diantara mereka memiliki panggilan untuk memperhatian kehidupan jemaat. Kedua panggilan ini sama-sama penting dan membutuhkan dukungan doa dari umat Tuhan. Kita perlu mendoakan orang-orang yang menjadi “guru” dalam gereja supaya baik ajaran maupun kehidupan mereka benar-benar mempengaruhi kehidupan jemaat yang mereka layani.

Ada seorang pengkhotbah yang ternama bermimpi; dalam mimpinya ia bertemu dengan malaikat Gabriel dan  disana ia melihat ada banyak orang yang dipanggil untuk menerima penghargaan atas usaha dan kerja keras mereka dalam melayani Tuhan. Pada saat pengkhotbah ini dipanggil oleh Gabriel, ia kemudian diberikan sebuah “mantel indah” sebagai tanda penghargaan atas kesetiaannya melayani; namun, ia melihat ada sebuah mahkota yang indah yang akan diberikan kepada seseorang; ia menanti-nanti siapakah yang akan mendapatkan mahkota indah tersebut. Tidak beberapa lama kemudianm Gabriel menyebut sebuah nama; pengkhotbah ini terkejut sekali mendengar nama tersebut sebab ia tahu bahwa nama itu adalah nama salah satu jemaat di gerejanya; di pengkhotbah kemudian bertanya “kenapa ibu itu yang justru mendapatkan mahkota yang demikian indah, bukankah di gereja ibu itu nampaknya tidak ada sesuatu yang istimewa yang dia lakukan?” Lalu Gabriel berkata, “kamu salah, ibu itu berdoa dengan tekun setiap hari mendoakan engkau supaya engkau tetap dipakai Tuhan; kalaupun engkau sekarang berhasil dalam pelayanan, itu adalah karena dukungan doa ibu tersebut.”


Kisah ini memperlihatkan bahwa setiap pelayanan Tuhan membutuhkan dukungan doa dari jemaat-jemaat Tuhan. Kita sering meminta supaya pendeta/penginjil mendoakan kita; namun pernahkah kita mendoakan para pendeta/penginjil? Hari ini adalah waktu yang baik bagi kita untuk mendukung dalam doa para hamba-hamba Tuhan yang menjadi pelayanan di gereja kita. 

Tidak ada komentar: