Rabu, 13 November 2013

Bukan NATO dan Bukan OANT (Yakobus 2:24-26)

"Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman. Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain? Sebab seperti tubuh tanpa roh mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan adalah mati." Yakobus 2:24-26

Yakobus sangatlah menekanka. Tindakan iman seseorang sebagai bukti nyata dari kesejatiaan iman seseorang. Orang Yahudi menandang antara tubuh dan roh merupakan satu kesatuan; tubuh dan roh adalah dua sisi dari kemanusian yang tidak dapat dipisahkan. Itulah sebabnya jika Yakobus menggunakan penggambaran tersebut untuk membicarakan mengenai kaitan iman dan perbuatan, maka yang hendak ditekankannya adalah kesatuan diantara keduanya. Dalam konteks inilah kita harus memahami perkataan Yakobus bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan karena iman. 

Kisah Rahab yang digunakan oleh Yakobus untuk membicarakan mengenai pentingnya tindakan iman menarik untuk kita simak. Yakobus sendiri mengatakan bahwa Rahab itu adalah seorang pelacur, artinya perilaku dan tindakan dia berlawanan dengan hukum Tuhan; meskipun demikian Rahab kemudian melakukan sesuatu tang luar biasa, dimana ia kemudian menyembunyikan pengintai yang ada di rumahnya. Mengapa ia melakukan itu? Jawabannya adalah sebab rahab memiliki iman, ia tahu siapa Allah Israel dan ia tahu bahwa bangsanya sudah diserahkan kepada bangsa Israel, iman inilah yang melahirkan tindakan iman dari Rahab yang memilih untuk berdiri di posisi bangsa Israel.

Kita pasti pernah mendengar istilah NATO alias "no action, talk only"; iman yang sejati tidak pernah akan NATO ataupun OANT (only action, no talk). Iman sejati harus dinyatakan melalui pernyataan iman kita; namun iman sejati bukan hanya merupakan sebuah pernyataan iman; iman sejati melahirkan tindakan iman. Jika kita berkata saya percaya kepada Yesus, namun kita tidak mempercayakan hidup kita ada Yesus, maka itu sama sekali bukan iman. Jika kita berkata bahwa Yesus adalah juru selamat, namun kita tidak menempatkan Kristus sebagai satu-satunya jalan keselamatan kita, maka itu juga bukan iman.

Seorang pemain sirkus memperlihatkan kemahirannya dengan jalan melintasi dua gedung tinggi dengan berjalan di atas seutas tali. Kali pertama dia melewati tali tersebut dengan menggunakan sebatang tongkat sebagai alat penyeimbang, dan ia dengan mudah melewati tantangan tersebut. Kemudian ia bertanya kepada penonton, "apakah anda percaya bahwa saya mampu berjalan melewati tali ini sambil menggendong seseorang?" Banyak orang berkata "percaya," lalu ia bertanya "siapa yang mau saya gendong dan berjalan diatas tali ini hingga sampai di gedung seberang tanpa alat pengaman." Tiba-tiba suasana jadi hening, orang yang sebelumnya berkata "percaya" sekarang terdiam, tidak ada satu pun diantara mereka yang mau digendong untuk menyebrang ke gedung seberang.

Iman sejati tidaklah seperti itu, iman sejati bukan hanya nampak dari pengakuan iman kita namun dari tindakan iman dan pilihan-pilihan hidup kita yang sesuai dengan iman kita. Jadi, melalui perbuatan dan tindakan kita, kesejatiaan iman kita akan nampak. Kita harus ingat bahwa hanya orang yang memiliki iman sejatilah yang adalah umat Tuhan dan yang akan menjadi pewaris kerajaan Allah.

Tidak ada komentar: