"Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi. Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama? Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar."
Yakobus melihat bahwa seorang Kristen sejati tidak mungkin pada saat yang sama memiliki perkataan yang merusak maupun membangun. Yakobus menggunakan gambarab mata air untuk memperlihatkan bahwa seseorang yang sudah mengalami pembaharuan natur, akan mengalami juga pembaharuan perkataan. Itulah sebabnya, bagi Yakobus, tidak mungkin seseorang yang benar-benar percaya Tuhan, pada satu sisi memuji Tuhan namun di sisi yang lain ia mengutuk sesama manusia.
Dalam realita kehidupan, apa yang dilihat Yakobus banyak terjadi dalam kehidupan orang-orang Kristen. Sebagai contoh, saya pernah melihat seorang Kristen yang saat ada dalam gereja kelihatan begitu rohani, dimana ia selalu menyapa jemaat dengan penuh keramahan; itulah sebabnya ia kemudian menjadi seorang penyambut tamu dalam gereja yang dilayaninya; persoalannya adalah hal yang baik tersebut ternyata tidak terjadi dalam keseharian dirinya khususnya saat ia berinteraksi dengan pembantu rumah tangganya; saat orang tersebut marah, ia terkadang memanggil pembantunya dengan panggilan binatang. Hal ini seperti ini, menurut Yakobus, sebenarnya tidak boleh terjadi; namun pada realitanya hal tersebut kita lihat dalam kesehariaan kita.
Bagaimana kita dapat memahami mengapa ada orang-orang yang seperti diatas, orang-orang yang mengaku percaya Yesus bahkan terlibat dalam pelayanan, namun perkataannya sering kali merusak atau tidak baik. Kita harus memahami bahwa perkataan itu menjadi tanda dari pertobatan; seseorang yang sudah sungguh-sungguh bertobat, maka hal yang akan berubah salah satunya adalah perkataan. Jadi, jika ada seorang mengaku sudah bertobat, namun perkataannya tidak mengalami perubahan selama bertahun-tahun, hal ini mengindikasikan bahwa pertobatannya adalah kosong.
Penyebab yang lain dari seseorang tidak mengalami pembaharuan perkataan secara efektif adalah sebab ia tidak bertumbuh dalam iman sehingga ia tidak mengalami pembaharuan pikiran dan pembaharuan perkataan. Kita harus memahami bahwa pembaharuan perkaataan sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan rohani seseorang. Hanya orang-orang yang bertumbuh secara rohani akan mengalami pembaharuan dalam perkataan secara efektif. Persoalannya adalah banyak orang Kristen mengabaikan pentingnya membangun pertumbuhan rohani dan iman; hal ini nampak dalam begitu sedikitnya komitmen dan pengorbanan yang berani kita bayarkan untuk yang namanya "belajar firman Tuhan." JIka seorang Kristen tidak mengalami pertumbuhan rohani yang efektif, maka tidak heran ia lambat dalam proses pembeharuan perkataan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar