"Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengbaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya. Sebab ia yang mengatakan jangan berzinah tetapi membunuh, maka kamu menjadi pelanggar hukum juga." Yakobus 2:10-11.
Yakobus nampaknya ingin pembacanya (jemaat Kristen) mengerti bahwa mengasihi dan menghormati semua orang merupakan perintah Tuhan yang penting sama seperti perintah Tuhan lainnya. Mengapa ia mengajar demikian? Salah satu alasannya adalah jemaat mungkin berpikir bahwa dalam mentaati Tuhan ada perintah yang dianggap penting dan perintah yang dianggap tidak sepenting perintah lainnya. Barangkali jemaat menganggap bahwa "merendahkan orang" merupakan "dosa kecil" dibandingkan dengan misalnya saja membunuh atau berzinah. Yakobus mengantisipasi anggapan tersebut dengan menegaskan bahwa Tuhan menuntut umat-Nya untuk mentaati bukan sebagian perintah-Nya namun seluruh perintah-Nya.
Dua contoh hukum yang dibicarakan Yakobus dalam ayat 11 sungguh menarik untuk diperhatikan. Yakobus menggunakan contoh hukum mengenai "jangan membunuh" dan "jangan berzinah" untuk menjelaskan mengenai perintah "jangan memandang muka." Memang ketiga perintah tersebut ada kaitannya dengan hukum/perintah Tuhan dalam kaitannya dengan hubungan antara manusia. Yang menarik perhatian kita adalah mengapa Yakobus menggunakan kedua hukum tersebut (membunuh dan berzinah) untuk membicarakan perintah jangan memandang muka? Yakobus nampaknya ingin mengajarkan jemaat bahwa dosa memandang muka tidak lebih "enteng" dibandingkan dengan membunuh atau berzinah.
Dosa membunuh dan berzinah adalah dosa yang sangat serius dalam kehidupan bangsa Israel ataupun kehidupan manusia modern seperti di zaman kita sekarang. Di masa lalu, dosa membunuh dan bezinah dapat membawa manusia kepada hukuman mati. Demikian juga dengan di zaman sekarang, walaupun membunuh dan berzinah tidak selalu membawa hukuman mati, namun kedua dosa ini membuat pelakunya mengalami sanksi sosial yang tidak mudah. Namun, apakah dosa memandang muka pantas disejajarkan dengan dosa membunuh dan berbuat zinah? Kita mungkin menganggapnya sebagai dosa yang biasa, dan kita semua mungkin pernah jatuh dalam kesalahan tersebut (memandang muka); Namun, Alkitab berbicara lain, dosa ini (memandang muka) sama beratnya dengan dosa membunuh dan berzinah. Jadi, kalaupun kita tidak pernah membunuh orang dan tidak pernah berzinah, namun jika kita menjadi orang yang "memandang muka," kita tidak berbeda dengan orang yang jatuh dalam dosa pembunuhan dan perzinahan.
Saya mengenal seorang guru besar teologi yang sangat pintar, dihargai oleh banyak orang dan memiliki pengaruh yang kuat baik dalam gereja maupun masyarakat. Yang menarik dari kehidupan professor ini adalah beban pelayanannya untuk orang-orang dalam penjara. Professor ini telah melakukan pelayanan dalam penjara selama 40 tahun dan ia tetap melakukan tugasnya dengan setia. Professor ini memandang bahwa orang-orang dalam penjara adalah orang-orang yang juga dikasihi Tuhan, itulah sebabnya ia tidak mau menghabiskan seluruh waktunya untuk melayani sesama orang pintar baik di gereja maupun di universitas, namun ia ingin membagi hidupnya juga dengan orang-orang yang dianggap tidak pintar atau bodoh, direndahkan dan terpenjara.
Membagi hidup dengan sesama kita yang kita anggap satu level adalah hal yang biasa dan kita nyaman dengan hal tersebut. Namun Yesus memberi contoh yang lain, ia rela untuk turun ke tingkat yang paling rendah untuk kita; pertanyaannya relakah kita untuk "turun ke tingkat yang lebih rendah" dan bergaul dengan orang-orang yang kita anggap "berbeda dengan kita" supaya kita dapat memenangkan mereka atau supaya kita tidak jadi batu sandungan bagi mereka? Jika kita rela untuk melakukannya, hari ini carilah seseorang yang menjadi bawahan anda, berbincang-bincanglah dengannya, berikan perhatian yang tulus kepadanya dan perlakukan dia sebagai teman atau rekan anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar