Rabu, 16 Oktober 2013

Hikmat dan Kehidupan (Yakobus 1:5)

"Tetapi apabila diantara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah - yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan tidak membangkit-bangkit-, maka hal itu akan diberikan kepadanya."

Yakobus masih berbicara mengenai pertanyaan teodisi mengenai "mengapa umat Tuhan harus menderita," dan ia menegaskan jikalah ada yang kekurangan hikmat, artinya belum memahami apa yang menjadi jawaban dari pergumulannya dan belum memahami rencana Tuhan atas pergumulan yang dia hadari, maka orang tersebut dianjurkan untuk meminta hikmat kepada Tuhan. Mengapa hal ini penting bagi Yakobus? Ada dua alasan yang menjadi dasar nasehat dari Yakobus. Alasan yang pertama adalah sebab hikmat manusia itu berbeda dengan hikmat Tuhan; hikmat manusia sifatnya terbatas dan terpengaruh dengan dosa; sedangkan hikmat Tuhan adalah tidak terbatas dan membawa manusia kepada pengertian yang benar. Alasan yang kedua adalah sebab manusia yang tidak mencari hikmat Tuhan dalam menjawab pergumulannya adalah sama dengan orang-orang sommbong yang merasa dirinya mampu hidup diluar pertolongan Tuhan.

Semua kita pada dasarnya membutuhkan hikmat Tuhan sebab selalu ada hal-hal tertentu yang menjadi pergumulan hidup kita yang dapat kita pahami. Kondisi kita yang belum sempurna selama dalam dunia ini membuat kita selalu kekurangan hikmar. Namun, kabar gembiranya adalah Tuhan ternyata adalah pemurah dan tulus (terjemahan LAI: "tidak membangkit-bangkit), ia akan menganugerahkan hikmat kepada orang-orang yang memintanya dengan iman (ay. 6). Karakter dari Tuhan yang pemurah, tidak perhitungan dan tulus memperlihatkan pengertian/simpati yang mendalam dari pihak Allah kepada uamt-Nya; Ia tidak seperti kita--manusia--yang terkadang begitu sulit untuk memahami dan bersimpati terhadap kelemahan sesama kita; Tuhan juga tidak seperti manusia yang sering kali gagal memberi dalam ketulusan (sering mengomel saat memberikan sesuatu). Yakobus mengingatkan kita untuk datang kepada Tuhan, minta hikmat dan pengertian untuk mengerti pergumulan hidup/ujian iman kita, dan Tuhan pasti akan memberikannya pada kita.

Ada perkataan yang unik dari seorang filsuf terkenal zaman Yunani Klasik yakni Socrates, saat ia ditanya mengenai apakah rahasia dari hikmat, jawaban apa yang dia berikan? Socrates berkata "The only true wisdom is in knowing you know nothing." Socrates dalam pencariaannya akan kebenaran sudah mendapatkan separuh dari kebenaran mengenai hikmat yang dia cari; permulaan dari hikmat memang adalah kerendahan hati untuk mau belajar, namun Socrates belum nememukan bahwa rahasia dari "true wisdom" tidak bisa didapatkan dalam semua pembelajaran akan hal-hal yang alamiah, namun harus didapaatkan dalam terang hikmat Tuhan.

Apa yang kita minta setiap hari kepada Tuhan? Yang kita minta kepada Tuhan mungkin adalah jalan yang terbuka untuk memenuhi ambisi hidup kita yang belum tercapai, atau yang paling sering kita minta adalah kebutuhan-kebutuhan hidup yang belum sepenuhnya kita dapatkan, atau yang kita minta setiap hari adalah daftar kekayaan atau kenyamanan hidup yang masih kita idam-idamkan. Mari kita belajar untuk meminta hikmat setiap hari kepada Tuhan; hal itulah yang kita butuhkan untuk memahami kehidupan.

Tidak ada komentar: