Pertanyaan "siapakah itu Yesus" bukan sekedar menuntut orang-orang Kristen untuk menjelaskan apa yang mereka ketahui tentang Yesus tetapi menuntut orang-orang Kristen memikirkan relasi mereka dengan Yesus.
Secara pengetahuan, kita bisa berkata bahwa Yesus adalah Tuhan atau Juruselamat. Namun, apakah kita benar-benar mengalami bahwa Yesus menjadi "tuan" dan "penyelamat" kita akan bergantung pada bagaimana kita menjalani hidup. Jika Ia menjadi Raja dalam kehidupan kita, pernyataan bahwa Yesus itu adalah Tuhan tentunya bukan keluar dari sekadar pengetahuan tetapi dari pengalaman kita berelasi dengan Dia.
Dalam Alkitab, kita mendapatkan banyak keterangan mengenai siapakah itu Yesus. Apa yang Alkitab tuliskan mengenai jari diri Yesus menjadi acuan kita dalam membangun relasi dengan Yesus. Sebagai contoh, Alkitab menyebut Yesus sebagai Anak Allah. Gelar ini diberikan kepada Yesus untuk memerlihatkan baik identitas dan karya Yesus. Ia disebut Anak Allah karena relasinya yang khusus dan unik dengan Bapa. Di sisi yang lain, Yesus juga disebut Anak Allah karena karya-Nya dalam memerlihatkan Allah pada manusia.
Kita perlu bukan hanya mengetahui dan memahami identitas dan karya Yesus sebagai anak Allah tetapi juga untuk mengalami relasi yang hidup dengan sosok Anak Allah. Kita memanggil Dia, Anak Allah, karena saat kita percaya kepada Yesus, kita menjadi mengerti seperti apakah Allah itu. Melalui apa yang Yesus lakukan, kita menjadi semakin mengenal Dia.
Dalam masa-masa Natal, kita dapat mempelajari mengenai siapakah Yesus bagi kita. Relasi kita dengan Yesus adalah bagian penting dari pengenalan yang utuh dan lurus akan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar