Rabu, 09 April 2014

Motivasi Dalam Melayani (1 Tesalonika 2:3-4)

Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan atau dari maksud yang tidak murni dan juga tidak disertai tipu daya. Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita. 1 Tesalonika 2:3-4

Rasul Paulus menegaskan bahwa dari semula ia tidaklah pernah memberitakan injil ataupun memberikan nasehat kepada jemaat Tesalonika dengan motiv yang menyembunyikan maksud tertentu; Paulus melayani jemaat Tesalonika hanya dengan satu alasan yakni karena Allah yang telah mempercayakan pelayanan pemberitaan injil kepadanya; itulah sebabnya walaupun saat melayani orang-orang Tesalonika, Paulus harus berhadapan dengan banyak kesulitan dan penderitaan, namun Paulus tetap setia menunaikan tugas pelayanannya. Selain itu, dalam berbagai nasehat atau ajaran yang disampaikannya, Paulus tidak pernah berupaya untuk mengubah pesan Firman Tuhan hanya supaya pendengarnya/jemaat Tesalonika menyenangi diri Paulus; bagi Paulus yang harus dia sampaikan adalah apa yang Tuhan ingin sampaikan; dan Paulus pun mengetahui bahwa Allah terus menguji hati dan motivasinya; itulah sebabnya Paulus tidak selalu ingin melayani Tuhan dengan motivasi yang murni.

Motivasi yang murni dalam melayani sangatlah penting. Motivasi yang murni, satu sisi, membuat kita dapat melayani Tuhan dengan setia; jika kita melayani Tuhan dengan tujuan supaya dipuji orang, maka saat tidak ada orang yang memuji kita, kita akan segera kecewa; atau jika kita melayani supaya kita diberkati, maka saat dalam pelayanan ternyata kita malah harus banyak berkorban, maka kita pun akan gampang kecewa. Di sisi yang lain motivasi yang murni dalam pelayanan juga membuat kita selalu berorientasi pada Allah dalam pelayanan; jika kita berorientasi pada manusia dalam pelayanan, maka kita sebenarnya tidak sedang melayani Tuhan, namun melayani diri kita sendiri; kita tidak akan pernah bisa melayani Tuhan dengan benar jika orientasi kita bukanlah Tuhan; dan motivasi yang murni dalam pelayanan menolong kita untuk memiliki orientasi pelayanan hanya kepada Tuhan. Di sisi yang lainnnya lagi, motivasi pelayanan yang tidak murni membuat pelayanan kita tidak diterima oleh Tuhan.

Apakah yang menjadi motivasi kita saat percaya Yesus? Terkadang yang menjadi motivasi kita adalah kepentingan diri kita sendiri; hal yang sama juga menjadi motivasi kita saat kita berkata bahwa kita mau mengikut Yesus, terkadang kita menjadi pengikut Tuhan karena kepentingan diri kita sendiri. Itulah sebabnya penting sekali dalam perjalanan kita mengikut Tuhan, kita terus menguji dan memurnikan motivasi kita. Dalam keadaan kita sebagai manusia yang lemah, motivasi kita akan gampang menyimpang, itulah sebanya kita perlu minta Tuhan untuk terus memurnikan motivasi kita baik dalam mengikut Tuhan maupun dalam melayani Tuhan. Tidak ada motivasi yang lebih benar dalam mengikut dan melayani Tuhan selain karena kasih kita kepada Tuhan; pertanyaannya adalah apakah kita memang mengasihi Tuhan?

Tidak ada komentar: