"Itulah sebabnya, maka aku, karena tidak dapat tahan lagi, telah mengirim dia , supaya aku tahu tentang imanmu, karena aku kuatir kalau-kalau mau telah dicobai oleh si penggoda dan kalau-kalau usaha kami menjadi sia-sia. Tetapi sekarang setelah Timotius datang kembali dari kamu dan membawa kabar yang menggembirakan tentang imanmu, dan bahwa kamu selalu menaruh kenang-kenangan yang baik akan kami dan ingin untuk berjumpa dengan kami, seperti kami juga ingin berjumpa dengan kamu, maka kami juga, saudara-saudara, dalam segala kesesakan dan kesukaran kami menjadi terhibur oleh kamu dan oleh iman kamu. 1 Tesalonika 3:5-7
Berdasarkan tulisan rasul Paulus, kita mengetahui bahwa jemaat Tesalonika mengalami masa-masa yang sulit; itulah sebabnya Paulus begitu kuatir dengan kondisi iman dari jemaat Tesalonika sehingga ia kemudian mengirimkan anak rohaninya yakni Timotius untuk menolong jemaat di Tesalonika. Setelah Timotius kembali dari Tesalonika, Paulus mendapatkan berita bahwa jemaat yang mengalami masa-masa sulit tersebut ternyata tidak mengalami kemunduran, mereka bahkan bertumbuh dalam iman dan kasih. Bukan hanya itu, Timotius menyampaikan bahwa jemaat Tesalonika begitu ingin berjumpa dengan Paulus dan mereka selalu teringat dengan Paulus sebagai orang yang pernah melayani mereka dan seorang hamba Tuhan yang begitu mengasihi jemaatnya. Mendengar berita gembira yang disampaikan oleh Timotius, Paulus berkata bahwa ia sangat terhibur dengan perkembangan yang dia dengar dari Timotius mengenai jemaat Tesalonika.
Dari sekian banyak jemaat yang dilayani Paulus, jemaat Tesalonika termasuk jemaat yang bertumbuh dengan sangat baik. Hal apakah yang membuat jemaat ini bertumbuh? Tentu saja ada banyak faktor yang membuat jemaat ini bertumbuh; dari sekian banyak faktor yang membuat jemaat ini bertumuh, salah satunya adalah faktor anugerah Tuhan dalam perkembangan jemaat Tesalonika. Jika sebuah jemaat yang mengalami masa-masa yang sukar tidak mengalami kehancuran, malah sebaliknya mengalami pertumbuhan, hal tersebut terjadi bukan karena sekedar kekuatan jemaat Tesalonika, namun karena kuasa Tuhan yang bekerja dalam jemaat tersebut yang memberikan kekuatan kepada mereka.
Jika kita membaca tulisan Paulus kepada jemaat Korintus, disana kita mendapatkan keterangan bahwa jemaat Korintus membanding-bandingkan Paulus dengan tokoh-tokoh lain dalam gereja mula-mula; dan Paulus menegaskan kepada jemaat Korintus bahwa yang utama dalam sebuah pelayanan jemaat bukanlah siapa yang melayani namun Tuhanlah yang memberikan pertumbuhan. Paulus, Petrus, Apolos dan rasul-rasul yang lain hanyalah hamba-hamba Tuhan yang bekerja bagi Tuhan yang tidak berkuasa untuk memberikan pertumbuhan; Tuhanlah yang mampun untuk menumbuhkan benih firman Tuhan yang ditaburkan dalam jemaat dan menghasilkan buah kedewasaan.
Apa yang Paulus ajarkan kepada jemaat Korintus bahwa pertumbuhan datang dari Tuhan mengingatkan kita bahwa ada peran Tuhan yang sangat besar dalam proses pertumbuhan iman dan kedewasaan karakter kita. Hal ini harusnya menyadarkan kita untuk mengantungkan diri kita pada kekuatan dan pertolongan Tuhan saat kita menjalani proses pembaharuan hidup kita. Satu sisi proses pembaharuan itu melibatkan usaha dan perjuangan kita; namun usaha dan perjuangan manusia tidaklah cukup dan memadai dalam membawa proses pembaharuan hidup kita. Kita perlu dan butuh kekuatan dari Tuhan untuk mampu berubah; dan disinilah pentingnya hubungan pribadi dengan Tuhan yang akan menjadi sarana anugerah Tuhan dalam proses pembaharuan hidup kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar