Sabtu, 05 April 2014

Bukan Hanya Menerima Tetapi Melayani (1 Tesalonika 1:8-9)

Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu. Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar ... ." 1 Tesalonika 1:8-9

Paulus menyaksikan bahwa pertumbuhan jemaat Tesalonika benar-benar menjadi kesaksian bagi jemaat-jemaat yang lain, bukan saja di wilayah Makedonia dan Akhaya, namun sampai ditempat-tempat lainnya. Paulus pastilah mengetahui hal ini dari rekan-rekan sepelayananya yang bercerita mengenai sukacita yang dirasakan oleh jemaat-jemaat Kristen di berbagai tempat mendengar pertumbuhan iman dari jemaat Tesalonika. Kesaksian hidup jemaat ini begitu kuat sehingga Paulus tidak perlu memberikan peneguhan apapun untuk membenarkan kisah mengenai pertumbuhan jemaat tersebut.

Apakah yang sebenarnya terjadi dengan jemaat ini? Paulus menjelaskan bahwa orang-orang Kristen bersaksi bahwa jemaat Tesalonika dulunya adalah penyembah-penyembah berhala; mereka tidak kenal Tuhan dan hidup dalam keterikatan dengan dosa; namun sejak mereka mengenal Tuhan atau bertobat, maka mereka bukan saja berhenti dari penyembahan berhala, mereka sekarang malah menggunakan hidup mereka untuk melayani Allah yang hidup dan benar. Artinya, mereka tidak menjadi jemaat yang pasif setelah meneria anugerah pertobatan dan keselamatan, namun mereka sekarang aktif dalam melayani Tuhan.

Dari apa yang disaksikan Paulus, kita melihat bahwa jemaat Tesalonika memiliki pemahaman yang benar tentang keselamatan; ia mengerti bahwa seseorang diselamatkan bukanlah tanpa tujuan. Tuhan menyelamatkan seseorang bukanlah sekedar supaya ia masuk dalam sorga, namun supaya ia memiliki hubungan yang baru dengan Tuhan dan supaya ia hidup bagi Tuhan dengan melayani Tuhan melalui hidupnya. Pengertian yang seperti ini pastilah membuat jemaat Tesalonika dengan penuh sukacita dan kerelaan mendedikasikan hidup mereka kepada Tuhan sehingga sebagaimana Paulus saksikan dalam ayat 3, jemaat ini bertumbuh dalam iman, kasih dan pengaharapan; iman yang mereka miliki tidalah statis, iman mereka menghasilkan karya yang Paulus sebut dengan istilah "pekerjaan iman,"; demikian juga dengan kasih mereka yang bertumbuh baik terhadap Tuhan maupun sesama; juga pengharapan mereka yang membuat mereka bertekun dalam melayani Tuhan.

Ada banyak orang Kristen yang tidak memahami keselamatan secara lengkap; mereka hanya memahami bahwa keselamatan adalah "luputnya seseorag dari neraka dan masuknya orang tersebut ke sorga." Jelas, pemahaman seperti ini tidak lengkap; kita lupa bahwa keselamatan diberikan kepada kita dengan tujuan supaya kita melayani Tuhan atau supaya kita hidup bagi Tuhan; dengan kata lain, seluruh hidup orang percaya/orang yang sudah bertobat adalah dalam rangka melayani Tuhan dan bukan melayani diri sendiri lagi. Memang untuk melayani Tuhan tidak selalu harus berbentuk terlibat aktif dalam kegiatan gereja; bahkan orang-orang yang terlibat aktif dalam pelayanan gereja bisa saja tidak sedang melayani Tuhan jika motivasi mereka salah. Seorang istri yang dengan setia dan penuh tanggung jawab mengerjakan tugas dan panggilannya sebagai ibu atau istri adalah seorang pelayanan Tuhan jika ia melakukan semuanya itu untuk Tuhan. Demikian juga dengan suami yang dengan setia dan penuh tanggung jawab mengerjakan tugas dan panggilannya dengan setia, juga adalah orang yang melayani Tuhan jika hal-hal tersebut dilakukan untuk Tuhan. Demikian juga dengan seorang anak yang melakukan dan mengerjakan tugas tanggung jawabnya dalam belajar, ia pun sedang melayani Tuhan jika ia melakukan semuanya bagi Tuhan. Seperti yang diajarkan Paulus, "lakukanlah segala sesuatu untuk Tuhan," itulah esensi utama dari pelayanan dan hidup kita yang baru dalam Tuhan.

Tidak ada komentar: