Rabu, 18 Desember 2013

Kesombongan Manusia (Yakobus 4:15-16)

"Sebenarnya kamu harus berkata: 'jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.' Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah."

Persoalan utama dari membuat perencanaan tanpa melibatkan Tuhan adalah hal tersebut merupakan kesombongan bahkan merupakan kecongkakan. Manusia pada dasarnya adalah mahluk yang lemah dan tidak mempunyai kuasa baik untuk menentukan masa depannya sendiri maupun mempertahankan existensi dirinya. Jadi, apa yang Yakobus katakan tepat, kita menjadi terlalu sombong jika kita menganggap bahwa kita bisa menjalani hidup tanpa Tuhan.

Saat ini kekristenan berhadapan baik dengan pengaruh atheisme maupun sekularisme. Atheisme mempengaruhi masyarakat untuk menolak adanya Tuhan maupun keyakinan mengenai kehadiran Tuhan. Di sisi yang lain, sekularisme mempengaruhi masyarakat untuk menjauhkan Tuhan dalam kehidupan manusia. Orang-orang Kristen mungkin tidak banyak terpengaruh dengan paham atheisme, namun ada banyak orang Kristen dipengaruhi oleh sekularisme.

Sebagai contoh, saya pernah melihat ada seorang Kristen berkata bahwa ajaran Alkitab itu untuk dipraktekkan dalam gereja, namun bukan dalam dunia kerja; orang tersebut mengganggap manusia tidak bisa bertahan dalam usahanya jika mereka harus bisnis dengan prinsip Alkitab, misalnya saja larangan untuk tidak berbohong. Pemikiran dari orang tersebut jelas dipengaruhi oleh sekularisme sebab ia memisahkan area kehidupannya menjadi dua, yakni dunia gereja dan dunia nyata, dalam dunia nyata kita tidak bisa hidup dengan cara-cara Tuhan.

Manusia harus hidup untuk Tuhan, itulah sebabnya orientasi dan tujuan hidupnya harus ditujukan bagi Tuhan. Itu berarti saat orang tersebut menyusun rencana hidup dan menjalaninya, maka Tuhan dan kehendak-Nya harus menjadi bagian utama dari pergumulannya. Manusia yang mengabaikan Tuhan akan berjalan dalam jalan yang salah, dan ia akan membawa hidupnya sendiri kepada kehancuran. Kita harus belajar melibatkan Tuhan setiap hari bahkan setiap waktu, itulah pentingnya doa; sebuah sarana untuk menyrahkan diri dan hidup kita pada Tuhan.

Tidak ada komentar: