Dan lagi aku ini, saudara-saudara, jikalau aku masih memberitakan sunat, mengapakah aku masih dianiaya juga? Sebab kalau demikian, salib bukan batu sandungan lagi. Baiklah mereka yang menghasut kamu itu mengebirikan saja dirinya! (Galatia 5:11-12)
Jika kita membaca laporan Lukas dalam Kisah Rasul 16:3, kita melihat bahwa Paulus pada dasarnya tidak menentang aturan sunat yang diterapkan bagi orang-orang Yahudi; dimana sunat tersebut dilakukan dalam rangka memberikan tanda/identitas bahwa anak yang disunatkan tersebut adalah bagian dari bangsa Israel. Yang Paulus tentang sebenarnya adalah sunat yang diterapkan bagi bangsa bukan Yahudi; Paulus menentang ritual ini sebab ritual sunat yang diterapkan bagi bangsa bukan Yahudi kemudian dijadikan syarat untuk keberadaan dan status seseorang dalam komunitas umat Tuhan. Bagi Paulus, keberadaan seseorang dalam umat Tuhan ditentukan oleh imannya pada Kristus dan bukan oleh status keyahudiaannya.
Paulus mengatakan walaupun ia tidak menentang aturan sunat yang diterapkan bagi bangsa bukan Yahudi, namun guru-guru palsu di Galatia tetaplah menyerang ajaran Rasul Paulus; Mengapakah mereka menyerang Paulus? Jawabannya adalah sebab para guru palsu itu tidak memahami kebenaran; mereka tidak memahami bahwa sunat bukanlah sarana keselamatan; hal itu hanyalah tanda atau identitas dari bangsa Yahudi yang sama sekali tidak membawa pengaruh apa-apa pada keselamatan seseorang. Itulah sebabnya Paulus mengatakan: jika guru-guru palsu itu menganggap bahwa sunat itu begitu penting dan sunat itu dapat menambahkan seseuatu bagi keselamatan mereka, mengapa mereka tidak sekalian mengebiri diri mereka sendiri saja. Kalimat ini bisa saja merupakan sebuah sindiran dari Paulus kepada para guru-guru palsu untuk menyadarkan jemaat galatia bahwa apa yang diajarkan oleh guru-guru palsu itu sesungguhnya adalah aturan manusia saja.
Paulus juga mengatakan bahwa manusia hanya diselamatkan oleh salib Kristus; meskipun demikian gagasan dari salib Kristus adalah sebuah batu sandungan dari orang-orang Yahudi; itulah sebabnya baik Paulus maupun orang-orang percaya lainnya yang memberitakan tentang Kristus yang disalibkan, mereka harus mengalami banyak kesulitan bahkan penganiayaan. Berbeda dengan Paulus dan orang-orang Kristen lainnya, para guru palsu tidak mau memberitakan tentang Kristus yang disalibkan sebagai jalan keselamatan, mereka malah mengajarkan bahwa sunat adalah sarana keselamatan; hal ini jelas merupakan sebuah pengingkaran terhadap kebenaran injil, dan mereka melakukan hal ini karena mereka takut dengan bahaya penderitaan yang harus mereka hadapi jika mereka memberitakan kebenaran yang sama seperti yang Paulus lakukan. Paulus menunjukkan semuanya ini untuk menyadarkan jemaat Galatia bahwa guru palsu yang selama ini mereka ikuti adalah orang-orang yang tidak mau bayar harga dengan kebenaran yang seharusnya mereka pegang dan pertahankan bahkan jika perlu dengan nyawa mereka.
Dari apa yang Paulus perlihatkan, kita belajar bahwa ada kalanya untuk mempertahankan kebenaran, kita harus menghadapi berbagai tantangan, cemoohan bahkan tentangan. Kita tahu bahwa memberitakan injil tidaklah mudah; saat kita membagikan keyakinan iman kita kepada orang lain, kita dapat mengalami banyak kesulitan yang bisa jadi merugikan diri kita. Meskipun demikian, beranikah kita bayar harga untuk kebenaran yang kita telah pahami dan kebenaran yang telah menyelamatkan kita dengan memberitakannya kepada orang lain yang belum mengetahui atau mendengarnya. Kita harus mulai berani berbicara tentang iman kita; caranya memang harus benar, kita tidak boleh memaksakan keyakinan kita kepada orang lain, namun kita boleh menceritakan keyakinan iman kita kepada orang lain jika mereka menanyakannya kepada kita; itulah sebabnya kita harus memiliki kehidupan yang baik dan menjadi kesaksian bagi orang lain, sehingga mereka bertanya mengenai keyakinan iman yang kita miliki. Persoalannya adalah apakah saat Tuhan memberikan kepada kita kesempatan untuk menceritakan keyakinan iman kita, kita siap melakukannya? Kita perlu banyak meluangkan waktu untuk memikirkan keyakinan iman kita supaya kita menjadi orang yang selalu siap sedia dalam membagikan dan menceritakan kebenaran yang kita telah terima dan telah menyelamatkan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar