Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.
Galatia 5:6
Pada saat Paulus membicarakan mengenai "hal bersunat atau tidak bersunat," ia sedang membicarakan mengenai identitas/jati diri lahiriah orang-orang zaman itu. Di zaman Paulus hidup, orang yang disebut bersunat adalah orang-orang Yahudi, sedangkan orang-orang tidak bersunat adalah orang-orang bukan Yahudi termasuk dalamnya orang Yunani, Romawi dll. Persoalannya adalah baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi memiliki kebanggan yang berbeda terkait dengan identitas mereka; orang Yahudi merasa bahwa mereka adalah bangsa yang beragama dan melihat bangsa lain sebagai orang kafir; sedangkan orang Yunani dan Romawi memandang bahwa bangsa mereka adalah bangsa yang berbudaya dan bangsa lain dilihat oleh mereka sebagai bangsa yang "terbelakang." Dalam kondisi budaya dan sosial yang seperti itu, Paulus mengajar jemaat Galatia untuk melihat kemanusiaan secara berbeda yakni berdasarkan perspektif/kaca mata Kristus.
Paulus mengajarkan bahwa bagi orang-orang yang sudah ada dalam Kristus, identitas lahiriah bukan lagi menjadi hal yang utama. Yang dimaksudkan dengan orang-orang yang ada dalam Kristus adalah orang-orang yang percaya kepada Yesus sebab hanya dengan beriman kepada Kristus maka seseorang bisa dipersatukan dengan Kristus (bersatu dalam Kristus). Keberadaan seseorang dalam Kristus ini sangatlah penting sebab hanya orang yang ada dalam Kristus-lah yang akan menerima anugerah pembenaran dari Allah baik saat sekarang maupun di masa yang akan datang (saat hari penghakiman).Tentu yang Paulus maksudkan bukanlah identitas lahiriah seseorang itu buruk dan tidak diperlukan lagi dalam hidup manusia; yang Paulus ingin katakan adalah identitas lahiriah kita tidaklah membuat diri kita lebih baik dari yang lain, maka jangan menilai orang lain dengan ukuran identitas kita dan jangan menjadikan identitas lahiriah kita sebagai ukuran dari status seseorang sebagai umat Tuhan. Setiap orang yang sudah ada dalam Kristus, mereka adalah sama-sama umat Tuhan walaupun mereka memiliki latar belakang identitas lahiriah yang berbeda.
Selain dua hal diatas, yang menarik adalah Paulus mengaitkan antara iman kepada Kristus yang membuat seseorang dibenarkan dengan gagasan kasih. Paulus nampaknya melihat bahwa kasih menjadi motivasi seseorang saat ia percaya kepada Kristus sekaligus menjadi buah pertama yang keluar dari seseorang yang ada dalam Kristus. Sama seperti dua orang yang akan menikah tidak bisa menyerahkan diri mereka satu dengan yang lain (menjadi satu daging) tanpa kasih, demikianlah seseorang tidak mungkin bersatu dengan Kristus jika kasih tidak mendasari hubungan orang tersebut dengan Tuhan. Pada saat seseorang dilahirkan baru, salah satu buah dari pengalaman tersebut adalah munculnya kasih yang tulus pada Allah, dan kasih inilah yang membuat orang tersebut rela memberikan seluruh hidupnya pada Allah saat ia bertobat dan menerima Kristus sebagai juru selamat dan Tuhan dalam hidupnya. Di sisi yang lainnya lagi, kasih yang sama kemudian menjadi buah dari pertobatan orang tersebut; kasih mewarnai seluruh tindakan yang seseorang lakukan bagi Allah. Hal inilah yang membedakan antara seorang percaya dan tidak saat mereka melakukan perbuatan baik; orang yang berlum percaya melakukan perbuatan baik supaya ia diselamatkan/diberkati, namun orang percaya melakukan perbuatan baik/ketaatan pada Tuhan karena ia mengasihi Tuhan.
Kita jarang memikirkan mengenai pentingnya kasih sebagai motivasi utama kita dalam mengikut Kristus dan mentaati perintah-perintah Tuhan. Kita sering kali terjebak dengan kondisi dimana kita mentaati Tuhan karena hal tersebut sudah menjadi kewajiban bagi kita, atau karena kita takut dihukum Tuhan, ataupun karena kita ingin mendapatkan berkat-berkat yang banyak dari Tuhan. Semua hal tadi adalah motivasi yang salah dalam mentaati Tuhan; kita harus mentaati Tuhan dan hidup bagi Tuhan karena kita mengasihi Tuhan; tanpa kasih sesungguhnya--menurut Rasul Paulus--apapun juga yang manusia lakukan bagi Tuhan tidak memiliki nilai apapun. Apakah anda dan saya mengasihi Tuhan? Apakah anda dan saya mentaati Tuhan dan hidup bagi Tuhan karena kita mengasihi Tuhan atau karena motivasi lainnya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar